Artikel

TNC IPB UNIVERSITY DORONG KOLABORASI UNTUK TANGANI PENYAKIT PISANG DI FLORES MELALUI WEBINAR SERIES #TNCTalks

WhatsApp Image 2024-11-30 at 9.44.06 AM
Berita / Siaran Pers

TNC IPB UNIVERSITY DORONG KOLABORASI UNTUK TANGANI PENYAKIT PISANG DI FLORES MELALUI WEBINAR SERIES #TNCTalks

“Menyelesaikan masalah penyakit pisang membutuhkan upaya kolektif, dari petani hingga akademisi, untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan.”

DIGITANI.IPB.AC.ID, Bogor – Tani dan Nelayan Center (TNC) IPB University bersama Koalisi Rakyat Kedaulatan Pangan (KRKP), Gerakan Petani Nusantara (GPN), Yayasan Komodo Indonesia Lestari (Yakines), dan Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) sukses menggelar Webinar Series #TNCTalksE07 dengan tema “Pengelolaan Ledakan Penyakit Pisang di Flores” pada Sabtu (30/11), melalui Zoom Meeting dan siaran langsung di YouTube. Acara ini menarik perhatian lebih dari 255 peserta, termasuk petani, penyuluh pertanian, akademisi, dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor.

Pada sambutannya, Dr. Roza Yusfiandayani, S.Pi., selaku Wakil Kepala TNC IPB University, mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menghubungkan petani, peternak, dan masyarakat agromaritim dengan civitas akademika untuk bertukar ilmu pengetahuan, terutama dalam mengelola penyakit pisang yang tengah melanda Flores.

“Pisang menjadi komoditas penting di Flores yang sangat berpengaruh terhadap ekonomi dan budaya masyarakat. Penyakit yang menyerang tanaman pisang telah menyebabkan kerugian besar, dan webinar ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan solusi,” jelas Dr. Roza.

Senada dengan itu, Prof. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr., selaku Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Agromaritim IPB University, menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi permasalahan ini. “Pisang adalah komoditas strategis di Flores dan Indonesia. Pengendalian penyakit pisang yang efektif sangat diperlukan untuk mendukung ketahanan pangan dan ekonomi lokal,” ujar Prof. Ernan.

Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber ahli, seperti Gregoriana Hayani Koten, S.P. dari Yayasan Komodo Indonesia Lestari, Waspodo Budi Prayitno, S.P. selaku Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Wilayah Lumajang, dan Prof. Dr. Ir. Widodo, M.S. selaku Guru Besar Departemen Proteksi Tanaman, IPB University.

Gregoriana menjelaskan bahwa penyakit yang menyerang pisang di Manggarai Barat, seperti layu Fusarium dan penyakit darah, telah menyebabkan penurunan produksi yang signifikan. Selain itu, Waspodo juga membagikan pengalaman dari Lumajang, Jawa Timur, yang menghadapi penyakit serupa.

Prof. Widodo, dalam paparannya, menyoroti pentingnya pengelolaan penyakit pisang secara komprehensif, yang mencakup identifikasi gejala, sanitasi yang tepat, dan penggunaan teknik budidaya yang baik. “Menyelesaikan masalah penyakit pisang membutuhkan upaya kolektif, dari petani hingga akademisi, untuk menjaga kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan,” tegasnya.

Pisang merupakan komoditas penting yang tidak hanya menjadi sumber pangan dan ekonomi, tetapi juga bagian penting dari adat budaya masyarakat Flores. Serangan penyakit mengakibatkan penurunan pendapatan petani, terganggunya ritus budaya, dan ancaman terhadap plasma nutfah pisang lokal.

Melalui webinar ini, diharapkan para petani dan penyuluh dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk meningkatkan pengelolaan penyakit pisang, memperkuat ketahanan pangan, serta melestarikan pisang lokal yang menjadi bagian dari budaya masyarakat Flores.

Tantangan dan Dampak Penyakit Pisang di Flores

Gregoriana Hayani Koten, S.P. dari Yakines menjelaskan bahwa penyakit yang menyerang pisang di Manggarai Barat, seperti layu Fusarium dan penyakit darah, telah menyebabkan penurunan produksi yang signifikan.

“Pisang kepok yang menjadi komoditas favorit petani di Manggarai Barat kini terancam oleh penyakit yang menyebar cepat. Penurunan produksi pisang mencapai 12.959 kwintal dalam dua tahun terakhir,” kata Gregoriana.

Menurutnya, penyakit ini tidak hanya memengaruhi produksi pisang, tetapi juga berdampak pada pakan ternak, bahan pangan, dan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat.

Upaya Pengendalian Penyakit Pisang

Waspodo Budi Prayitno, S.P. dari Kabupaten Lumajang berbagi pengalaman terkait upaya pengendalian penyakit layu pada pisang dengan agen hayati, seperti Trichoderma sp. dan Gliocladium.

“Upaya ini telah memberikan hasil yang positif dalam mengendalikan penyakit pisang di Lumajang. Melalui pengamatan rutin dan teknik sanitasi yang ketat, kami berhasil mengurangi penyebaran penyakit,” terang Waspodo.

Prof. Dr. Ir. Widodo, M.S., Guru Besar Departemen Proteksi Tanaman IPB University, menggarisbawahi pentingnya identifikasi dini gejala penyakit dan pengelolaan lingkungan yang mendukung keberlanjutan pertanian pisang.

“Penyakit pada tanaman pisang, seperti Fusarium dan Ralstonia syzygii, dapat dicegah dengan pengelolaan yang tepat. Kebersihan alat pertanian, rotasi tanaman, dan peningkatan bahan organik tanah adalah langkah-langkah penting dalam mengendalikan penyakit,” jelas Prof. Widodo.

Solusi dan Harapan untuk Keberlanjutan Pertanian Pisang di Flores

Para narasumber sepakat bahwa untuk mencegah kerugian lebih lanjut, petani di Flores harus melakukan eradikasi tanaman pisang yang terinfeksi dan menjaga kebersihan alat pertanian.

“Meski sulit, eradikasi adalah langkah terbaik untuk mengurangi penyebaran penyakit. Tanaman pisang yang sehat harus dijaga agar tidak terinfeksi,” ujar Prof. Widodo.

Said Abdullah, S.P., M.Si., selaku moderator acara, menekankan pentingnya kesadaran bersama dan kolaborasi antar berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini.

“Masyarakat Flores dan petani di seluruh Indonesia harus bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan keberlanjutan produksi pisang yang tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan tetapi juga mendukung ekonomi lokal,” ungkap Said.

Penulis: Nurma Wibi Earthany | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.