HORMON OODEV: BISA BUAT IKAN KEMBANG BIAK TANPA TUNGGU MASA KAWIN
HORMON OODEV: BISA BUAT IKAN KEMBANG BIAK TANPA TUNGGU MASA KAWIN
Bayangkan jika ada sebuah hormon yang dapat mempercepat masa reproduksi ikan. Waktu panen pasti akan lebih cepat dan produksi hasil panen akan meningkat. Risiko kematian ikan menjadi berkurang, dan ekosistem kolam pun akan tetap seimbang.
Dalam budidaya perikanan, produktivitas hasil budidaya menjadi hal penting. Siklus panen menjadi masa yang ditunggu-tunggu oleh petani ikan. Namun, salah satu tantangan terbesar adalah musim kawin ikan yang terkadang memakan waktu yang lama. Dalam rentan waktu tersebut, terdapat banyak risiko yang bisa saja terjadi seperti penurunan sifat unggul pada ikan. Masa panen yang lama juga berpengaruh dari segi biaya pakan dan perawatan.
Sebagai jawaban dari tantangan tersebut, seorang pakar dari IPB University, Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Sc., fokus dalam mengembangkan hormon Oodev untuk mempercepat pematangan ikan dalam fase pembiakan.
Serba-serbi Hormon Oodev
Oodev adalah hormon yang membuat ikan cepat berkembang biak tanpa menunggu masa kawin. Hormon ini dapat mempercepat pematangan dan pematangan ulang organ reproduksi ikan (membuat ikan cepat “hamil”). Oodev mengandung hormon yang merangsang pematangan telur dan sperma, serta menekan neurotransmiter dan dopamin.
Dengan menggunakan Oodev, hormon yang dibutuhkan ikan untuk mematangkan organ reproduksi akan tersedia lebih banyak, sehingga proses pematangan menjadi lebih cepat, dan ikan akan siap untuk pemijahan.
Hormon ini memungkinkan ikan dipijahkan di luar musim alami mereka, karena biasanya ikan tropis hanya bertelur saat musim hujan. Penggunaan Oodev dapat mempercepat waktu pematangan organ reproduksi dan meningkatkan jumlah indukan siap pijah, sehingga jumlah ikan yang bisa dipijahkan setiap tahunnya akan lebih banyak.
Cara Menggunakan Hormon Oodev
Hormon Oodev berbentuk gel lunak dan dapat diterapkan pada berbagai jenis ikan, khususnya ikan yang hidup di wilayah tropis seperti ikan lele, mas, patin, nila, gabus, betok, belut, bahkan udang. Penerapan hormon ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pembudidaya dapat menyuntikan Oodev secara langsung pada ikan atau diberikan melalui pakan.
Jika menggunakan metode penyuntikan, Oodev diberikan melalui jarum suntik yang ditusukan secara intramuscular atau topical melalui insang dengan dosis setengah sampai satu mili per kilogram ikan. Sederhanya, jika bobot ikan adalah 2 kilogram, sebanyak sekitar 1 mili Oodev dapat diberikan dalam satu kali suntikan. Waktu pemberian dapat dilakukan dua minggu sekali selama satu sampai satu setengah bulan.
Sedangkan untuk metode melalui pakan, pembudidaya atau petani ikan dapat mencampurkan Oodev dengan binder seperti CMC atau putih telur dan dilarutkan dalam air agar menempel pada pakan dan mudah diserap ikan.
Jika ikan memiliki bobot total 10 kilogram dengan Feeding Rate (FR) sekitar 2 persen, maka ikan tersebut perlu diberi pakan 200 gram per hari atau total 2.800 gram untuk 14 hari. Mudahnya, kita dapat membuat campuran pakan selama dua minggu sekaligus, yaitu 2,8 kilogram pakan dicampur dengan 10 mililiter Oodev yang telah dilarutkan dalam 280 mililiter air bersama binder.
Penulis: Rahel Azzahra | Editor: Rahel Azzahra