Artikel

BUDIDAYA UBI JALAR: ALTERNATIF PANGAN YANG MENJANJIKAN

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - BUDIDAYA UBI JALAR: ALTERNATIF PANGAN YANG MENJANJIKAN
Artikel / Nutrisi Bahan Pangan / Pertanian

BUDIDAYA UBI JALAR: ALTERNATIF PANGAN YANG MENJANJIKAN

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.), atau dikenal pula sebagai ketela rambat, merupakan salah satu tanaman palawija yang dapat menjadi sumber karbohidrat alternatif selain beras. Tanaman ini telah lama dibudidayakan di berbagai daerah sebagai sumber pangan dan bahkan menjadi makanan pokok di beberapa wilayah. Dengan keunggulan sebagai tanaman yang mampu tumbuh di lahan kurang subur, ubi jalar memiliki potensi besar dalam diversifikasi pangan nasional.

Sebagai sumber karbohidrat, ubi jalar mengandung indeks glikemik rendah (Low Glycemic Index 54), yang berarti tidak akan menaikkan gula darah secara drastis. Hal ini menjadikan ubi jalar aman untuk dikonsumsi penderita diabetes. Selain itu, ubi jalar juga mengandung serat pangan yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan pencernaan.

Keunggulan lainnya adalah penerimaan masyarakat yang tinggi terhadap ubi jalar. Produk-produk olahan berbasis ubi jalar seperti cookies, cake, keripik, es krim, dan bubur bayi semakin disukai karena bahan bakunya sudah dikenal luas. Pengembangan produk ini dapat didukung oleh inovasi industri pangan yang memanfaatkan ubi jalar sebagai bahan dasar.

Syarat Tumbuh Ubi Jalar

Untuk mencapai hasil optimal, ada beberapa syarat tumbuh ubi jalar yang perlu diperhatikan:

  1. Iklim dan Cuaca: Ubi jalar membutuhkan suhu udara antara 21–27°C dengan penyinaran matahari 11–12 jam sehari. Curah hujan yang ideal untuk tanaman ini adalah sekitar 750–1500 mm per tahun.
  2. Jenis Tanah: Jenis tanah yang paling cocok adalah pasir berlempung yang gembur, mengandung bahan organik tinggi, serta memiliki aerasi dan drainase yang baik. Kondisi tanah harus gembur agar umbi tidak mudah busuk atau terkena hama penggerak (Cylas sp).
  3. pH Tanah: Tanah dengan pH antara 5,5 hingga 7,5 adalah kondisi optimal bagi pertumbuhan ubi jalar.
Langkah Budidaya Ubi Jalar

Dalam membudidayakan ubi jalar, terdapat beberapa langkah utama yang harus diperhatikan, antara lain:

  1. Pengolahan Tanah: Persiapan tanah dilakukan 3 minggu sebelum penanaman. Tanah digemburkan dan dibersihkan dari gulma, agar pertumbuhan ubi jalar maksimal.
  2. Penyiapan Bibit: Bibit ubi jalar dapat disiapkan secara vegetatif (stek batang) atau generatif (menggunakan umbi bertunas). Meskipun metode generatif jarang digunakan, hasilnya dianggap lebih baik dan sehat.
  3. Pemupukan Awal: Pemupukan awal dilakukan seminggu sebelum tanam untuk menyuburkan tanah. Pupuk awal berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dengan dosis 1/4 dari dosis biasa.
  4. Penanaman: Stek batang ditanam dengan jarak 40 cm antar baris. Setelah penanaman, tanaman perlu disiram agar tumbuh segar.
  5. Perawatan: Perawatan meliputi penyulaman, penyiangan gulma, penyiraman rutin, serta pemantauan hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan dua kali sehari pada masa awal penanaman hingga 2 bulan berikutnya.
  6. Pemanenan: Ubi jalar dapat dipanen setelah berumur 3–4 bulan tergantung pada varietas. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada musim kering untuk menghindari risiko kebusukan pada umbi.

Potensi Pengembangan Ubi Jalar di Indonesia

Dengan kelebihan yang dimiliki, ubi jalar menjadi salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif. Selain mudah dibudidayakan, ubi jalar menawarkan nilai tambah bagi industri pangan dengan berbagai produk olahan yang inovatif. Melalui diversifikasi produk berbahan dasar ubi jalar, industri pangan di Indonesia dapat meningkatkan daya saing dan memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan.

Ubi jalar memiliki potensi besar sebagai sumber pangan alternatif di Indonesia. Melalui penerapan metode budidaya yang tepat dan inovasi dalam produk olahan, ubi jalar tidak hanya berperan sebagai pengganti bahan pokok, tetapi juga mampu meningkatkan nilai tambah dan perekonomian masyarakat.

Penulis: Putri Widiyanti | Editor: Rahel Azzahra

Tanya Pakar