Artikel

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERTANIAN PADI

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERTANIAN PADI
Artikel / Nutrisi Bahan Pangan / Pertanian

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PERTANIAN PADI

Perubahan iklim merupakan fenomena global yang membawa tantangan besar bagi sektor pertanian, termasuk di Indonesia. Kondisi ini semakin signifikan dengan adanya ketergantungan sektor pertanian terhadap faktor cuaca dan iklim. Indonesia sebagai negara agraris sangat rentan terhadap perubahan iklim, terutama di sektor pertanian padi yang bergantung pada curah hujan dan suhu. Dalam beberapa dekade terakhir, perubahan iklim telah memengaruhi produksi padi dengan berbagai dampak negatif yang harus diantisipasi.

1. Kegagalan Panen dan Tanam

Perubahan iklim menyebabkan cuaca menjadi sulit diprediksi, terutama pola curah hujan yang tidak menentu. Hal ini mengakibatkan musim hujan yang lebih panjang atau justru musim kemarau yang berkepanjangan. Dampaknya, petani kesulitan menentukan waktu tanam yang tepat sehingga sering terjadi gagal tanam. Selain itu, banjir akibat curah hujan yang tinggi menyebabkan lahan sawah tergenang dan merusak tanaman padi. Ketidakpastian ini akhirnya berujung pada penurunan produktivitas padi, sehingga suplai beras terganggu.

2. Kerusakan Sumber Daya Lahan Pertanian

Musim hujan yang berkepanjangan juga menyebabkan hilangnya unsur hara di tanah, yang berdampak pada menurunnya kualitas lahan pertanian. Kehilangan unsur hara ini membuat tanaman padi menjadi lebih lambat dalam pertumbuhannya dan tidak bisa dipanen sesuai waktu normal. Kualitas tanah yang terus menurun akibat perubahan iklim mengancam keberlanjutan pertanian padi, yang menjadi sumber pangan utama bagi masyarakat Indonesia.

3. Peningkatan Intensitas Banjir dan Kekeringan

Salah satu dampak terbesar perubahan iklim adalah meningkatnya frekuensi kejadian ekstrem seperti banjir dan kekeringan. Banjir yang terjadi pada musim hujan dapat merusak tanaman padi dan mengurangi hasil panen, sementara kekeringan yang berkepanjangan di musim kemarau menyebabkan lahan sawah kekurangan air. Padi yang tidak mendapatkan air yang cukup akan tumbuh kerdil dan produksi menjadi menurun drastis. Kombinasi antara banjir dan kekeringan menciptakan ketidakstabilan pada sistem pertanian padi di Indonesia.

4. Meningkatnya Serangan Hama dan Penyakit

Perubahan iklim juga memengaruhi siklus hidup dan populasi organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti hama dan penyakit tanaman padi. Pada kondisi cuaca yang berubah-ubah, serangan hama wereng coklat, penggerek batang, serta penyakit seperti tungro dan blas cenderung meningkat. Hama dan penyakit ini dapat menyebabkan kerugian besar pada produktivitas padi, karena serangan yang masif dapat menyebabkan gagal panen secara total.

Sektor pertanian padi di Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan, peningkatan intensitas banjir dan kekeringan, serta munculnya serangan hama dan penyakit menjadi ancaman serius terhadap keberlanjutan produksi padi.

Oleh karena itu, diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi yang tepat untuk menghadapi perubahan iklim, seperti pengembangan teknologi pertanian yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem, perbaikan sistem irigasi, serta penggunaan varietas padi yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan ketahanan pangan nasional tetap terjaga di tengah tantangan perubahan iklim.

Penulis: Tomi | Editor: Rahel Azzahra

Tanya Pakar