Artikel

SIMBIOSIS UNIK ANTARA BULU BABI DAN KEPITING PENGANGKUT DI LAUTAN

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - SIMBIOSIS UNIK ANTARA BULU BABI DAN KEPITING PENGANGKUT DI LAUTAN
Artikel / Biota Air Tawar dan Laut / Perikanan

SIMBIOSIS UNIK ANTARA BULU BABI DAN KEPITING PENGANGKUT DI LAUTAN

Sea urchins atau yang dikenal dengan bulu babi adalah salah satu makhluk laut yang paling unik dan menarik. Kelompok hewan ini dapat ditemukan di berbagai kedalaman laut. Selain itu, tubuhnya yang bulat dipenuhi dengan duri-duri tajam juga dipercaya dapat bantu mengobati patah tulang.

Salah satu bulu babi yang paling banyak bergerak di lautan adalah Astropyga radiata. Spesies bulu babi ini mudah dikenali karena bagian atasnya yang berbentuk bintang laut berwarna jingga dengan titik-titik biru linier.

Berbeda dengan spesies bulu babi lainnya, Astropyga radiata bersifat tidak mematikan. Namun, racun yang dikeluarkannya dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat pada kulit akibat terkena durinya. Warna cerah dan mencolok dari bulu babi ini dapat membuat kelompok hewan ini mudah terlihat atau diketahui bagi para penyelam.

Keunikan lainnya dari bulu babi yaitu sering berjalan membentuk kelompok dengan kecepatan beberapa meter per menit. Menurut Harilaos Lessios, seorang peneliti di Smithsonian Tropical Research Institute, kelompok hewan tersebut juga dapat bermigrasi dalam jarak pendek.

Hubungan Bulu Babi dengan Kepiting Pengangkut

Sedikit hewan yang menghiraukan kehadiran dari duri-duri yang dimiliki oleh bulu babi, kecuali carrier crab atau kepiting pengangkut. Kepiting jenis ini memiliki dua kaki di bagian belakang dengan bentuk unik. Kaki tersebut dirancang khusus untuk mengambil apa saja yang ada di lautan, mulai dari puing-puing hingga makhluk lainnya.

Dikutip dari National Geographic, kepiting pengangkut sering ditemukan sedang membawa bulu babi untuk melakukan perlindungan. Lessios mengatakan bahwa spesies kepiting ini akan membawa hampir semua hal di laut sebagai bentuk perlindungannya.

Spesies bulu babi juga mendapatkan keuntungan dengan menaikki punggung kepiting pengangkut. Hal ini memungkinkan bulu babi dan kepiting pengangkut untuk menemukan tempat makan baru.

Kepiting pengangkut sering terlihat membawa “perisai” bulu babi mereka, sehingga sering disebut sebagai “urchin crabs.” Ketika dihadapkan dengan predator, mereka menggunakan bulu babi tersebut seperti senjata.

Menurut Lessios, kepiting tidak mampu menjepit bulu babi, namun hanya menopangnya. Jadi, hubungan kedua makhluk ini bersifat saling menguntungkan.

Oleh karena itu, bulu babi dan kepiting pengangkut menunjukkan betapa kompleks dan menariknya hubungan antara kedua makhluk laut tersebut. Hubungan simbiosis ini memberikan gambaran bagaimana makhluk hidup dapat saling bekerja sama untuk bertahan hidup di lingkungan yang keras.

Penulis: Nurma Wibi Earthany | Editor: Rahel Azzahra

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.