Artikel

BUDIDAYA IKAN PATIN DI KOLAM TERPAL: INI TIPSNYA!

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - TIPS BUDIDAYA IKAN PATIN DI KOLAM TERPAL
Artikel / Budidaya Perikanan / Perikanan

BUDIDAYA IKAN PATIN DI KOLAM TERPAL: INI TIPSNYA!

Ikan patin menjadi salah satu jenis ikan yang sering dibudidayakan karena berpotensi menguntungkan. Teknik budidaya ikan patin pun terbilang cukup mudah, bahkan dapat juga dibudidayakan dengan memanfaatkan halaman rumah.

Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan salah satu ikan asli Indonesia dengan ciri tubuh memanjang yang dapat mencapai 120 cm dan berwarna putih perak dengan punggung kebiruan. Kepala ikan patin memiliki ukuran relatif kecil dengan mulut di ujung kepala agak ke bawah, dihiasi dua pasang kumis pendek sebagai peraba, dan sirip punggungnya berubah menjadi patil besar serta bergerigi di belakangnya.

Ikan patin ini masuk ke dalam jenis catfish, sejenis lele. Jenisnya membuat ikan yang satu ini memiliki daging lembut dan ringan serta rasanya yang enak karena tidak hambar. Ikan patin menjadi salah satu ikan air tawar yang terkenal karena kandungan gizinya yang baik dan harganya yang murah.

Untuk membudidayakan ikan patin dengan memanfaatkan halaman rumah, terpal dapat dijadikan sebagai kolam. Selain praktis, teknik pembudidayaan ikan patin menggunakan kolam ini memerlukan biaya yang cukup murah. Maka dari itu, teknik pembudidayaannya menarik untuk diketahui.

Berikut tahap-tahap dalam teknik pembudidayaan ikan patin menggunakan kolam terpal:

1. Proses pemilihan benih

Proses awal yang harus dilakukan adalah tahap pemilihan benih. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih benih.

Dalam memilih benih, disarankan untuk memilih benih yang berkualitas dengan ciri ukuran yang seragam serta warna yang cerah dan mengkilap.

Benih juga harus dipastikan tidak ada luka ataupun cacat pada tubuhnya. Selain itu, dapat dipastikan benih yang dipilih juga terlihat aktif dan lincah.

Dalam membeli benih ikan patin, lokasi penjual benih lebih baik untuk tidak terlalu jauh, demi menghindari kematian dalam perjalanan. Jika benih dibawa menggunakan kantong plastik, perlu hati-hati dalam juga ketika mengangkatnya.

2. Pembuatan kolam

Setelah memilih benih, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah dengan membuat kolam terpal. Terpal yang digunakan harus berkualitas dengan ketebalan A5/A6, ketebalan terpal ini berfungsi agar kolam tidak mudah bocor dan tahan lama. Ukuran lebar dan panjang terpal dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Disarankan untuk ukuran panjang adalah 8-12 meter dengan lebar 6-8 meter.

Dalam membuat kolam, pertama-tama kita harus meratakan lahan yang akan ditempati. Setelah itu, buat lah saluran air pada tengah kolam dan gunakan penyangga agar kolam terpal lebih kuat. Jika sudah, pasang terpal pada penyangga dengan bentuk persegi panjang.

3. Proses penebaran benih

Sebelum melakukan penebaran benih, pastikan kolam sudah ditumbuhi plankton sebagai pakan alami, dan pertahankan kedalaman air sekitar 50 cm. Kemudian saat ikan patin tiba dalam wadah plastik, simpan terlebih dahulu di kolam terpal yang telah terisi air untuk penyesuaian.

Tebar benih pada waktu pagi atau sore hari karena waktu tersebut memiliki suhu yang sangat cocok untuk penebaran benih. Ketika suhu sudah sesuai, miringkan plastik benih dan buka ikatannya, biarkan benih ikan patin keluar dengan sendirinya.

Terakhir, sesuaikan jumlah ikan yang ditebar dengan ukuran kolam, jumlah ikan dan kolam yang cukup dapat mendorong hasil budidaya yang lebih optimal.

4. Pemberian pakan

Pemberian pakan adalah salah satu faktor keberhasilan budidaya ikan patin. Dalam budidaya ikan patin di kolam terpal, pakan diberikan dengan cara menaburkannya secara bertahap di permukaan kolam.

Pemberian pakan idealnya adalah sebanyak 3/4 dari bobot tubuh ikan. Ketika ikan masih berukuran kecil, pemberian pakan harus dilakukan lebih sering, yakni sekitar 4-5 kali dalam sehari. Namun, jika mendekati masa panen, pemberian pakan dapat dikurangi frekuensinya menjadi 3 kali dalam sehari.

Meskipun frekuensi pemberian pakan dikurangi, kualitas dan jumlah pakan tetap harus diperhatikan untuk memastikan ikan tetap sehat dan siap panen.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan rutin tidak kalah penting. Untuk memelihara ikan patin, air dalam kolam terpal dapat diganti secara setiap 2 sampai 3 minggu sekali. Pergantian air dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa pakan atau kotoran ikan patin.

Dalam mengganti air, lakukan lah secara bertahap dengan cara membuang sepertiga air dari keseluruhan volume kolam, kemudian tambah air bersih secara perlahan.

6. Waktu panen

Saat semua proses telah dilakukan dengan baik dan ikan patin telah mencapai usia 5-6 bulan, tiba lah waktu panen. Untuk panen, kurangi air di dalam kolam hingga hanya tersisa sepertiga bagian dari volumenya saja.

Tangkap ikan yang sudah besar dan siap dijual dengan menggunakan jaring. Proses ini harus dilakukan secara hati-hati agar kualitas ikan tetap terjaga. Jika ikan telah ditangkap, ikan dapat dimasukkan ke dalam air segar dengan suhu sekitar 20 derajat Celsius.

Pembudidayaan ikan dengan kolam terpal ini menguntungkan dari berbagai sisi. Dengan menggunakan kolam terpal, biaya yang dikeluarkan akan lebih terjangkau, pemeliharaan yang lebih mudah, serta menghemat ruang.

Baca Pembudidayaan Ikan dengan Kolam Terpal

Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan, petani ikan dapat mencapai hasil budidaya yang optimal, menjaga kualitas ikan patin, dan meningkatkan keuntungan.

Budidaya ikan patin dengan kolam terpal bukan hanya solusi yang praktis, tetapi juga merupakan inovasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Penulis: Tomi | Editor: Rahel Azzahra

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.