3 TEORI MENGAPA MONSTERA DAUNNYA BERLUBANG
3 TEORI MENGAPA MONSTERA DAUNNYA BERLUBANG
Monstera kini menjadi tanaman hias indoor yang sedang naik daun. Tanaman ini memiliki karakteristik yang unik dan cukup mudah ditanam di rumah. Di dalam ruangan monstera dapat tumbuh dengan tinggi beberapa meter, sedangkan di alam liar monstera dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 30-40 meter.
Monstera merupakan nama genus dari 45 spesies tumbuhan berbunga di Famili Araceae. Nama genus tersebut berasal dari bahasa latin yang artinya “sangat besar (monstrous)” atau ”abnormal”, merujuk pada kondisi daunnya yang memiliki lubang alami unik. Karakteristik daun monstera yaitu adanya lubang kecil yang khas (terdiri dari sel-sel mati yang terbentuk pada awal perkembangan). Saat daun semakin berkembang, lubang kecil tersebut akan meluas hingga membentuk lubang yang lebih besar atau membuat daun seperti terbelah (tergantung spesiesnya).
Mengapa daun monstera berlubang? Ada beberapa pendapat yang diperdebatkan oleh para ilmuwan mengenai hal ini. Namun, semua pendapat memiliki alasan yang sama yaitu monstera memiliki lubang atau belahan pada daun untuk membantu tanaman tumbuh lebih besar dan lebih kuat dengan cepat.
Teori pertama, untuk menghindari air yang berlebihan pada daun dan mempercepat tersedianya air untuk akar. Tumbuhan tidak suka daun yang basah karena dapat menutupi stomata dan dapat mempermudah terjadinya infeksi cendawan dan bakteri. Di sisi lain, tumbuhan menyukai node dan akar yang basah karena memungkinkan tumbuhan menyerap air dan nutrisi , sehingga dapat tumbuh dengan cepat. Daun yang berlubang memungkinkan air hujan melewati daun dengan mudah tanpa berhenti di permukaan daun, sehingga air menjadi lebih cepat sampai di tanah.
Teori kedua, untuk bertahan dari angin kencang. Habitat monstera adalah hutan hujan tropis dan biasanya bukan di area yang terbuka. Namun, terkadang tumbuhan ini juga ditemukan di area terbuka yang cenderung berangin. Lubang-lubang tersebut memungkinkan angin melewati daun tanpa membuat tanaman goyah dan terjatuh. Daun berlubang tersebut merupakan bentuk adaptasi monstera yang memungkinkannya tumbuh di area yang bukan habitat umumnya.
Namun, kedua teori tersebut masih lemah karena tidak memiliki cukup bukti yang mendukung. Monstera berasal dari hutan hujan tropis di mana hujan turun hampir setiap hari, teradapat cukup air untuk mencapai akar dalam beberapa titik. Oleh karena itu, meskipun air hujan memang lebih mudah mencapai akar melalui lubang, tetapi hal tersebut tidak diperlukan. Jika tujuan adaptasi adalah untuk bertahan dari angin kencang, maka setidaknya sebagian besar tumbuhan tropis akan memiliki adaptasi yang serupa. Namun, tumbuh-tumbuhan tropis justru memiliki daun yang penuh (tidak berlubang) dan tidak mudah patah. Lalu, jika bukan karena air atau angin, mengapa daun monstera berlubang? Jawabannya ada pada teori ketiga di bawah.
Teori ketiga, untuk memungkinkan cahaya melewati daun dan mencapai daun bagian bawah. Teori ini dikemukakan oleh Christopher Muir yang berasal dari Universitas Indiana. Christopher Muir menyatakan bahwa kondisi pencahayaan menyebabkan monstera mengembangkan lubang. Monstera tumbuh dari lantai hutan dengan cara semi-epifit, merambat pada pohon untuk mendapatkan lebih banyak cahaya. Kondisi hutan hujan tropis yang tertutup kanopi lebat membuat satu-satunya cara agar tumbuhan di bawah dapat bertahan hidup adalah dengan menangkap berkas sinar matahari kecil yang berhasil menembus kanopi. Adanya adaptasi daun berlubang memungkinkan cahaya dapat menembus ke bawah, sehingga area daun yang dapat menangkap cahaya menjadi lebih luas.
Itulah tiga teori mengenai alasan berlubangnya daun monstera. Semoga dapat menjawab rasa penasaranmu ya, Sobat Tani.
Penulis : Niky Elfa Amanatillah dan Hermanu Triwidodo | Editor : Exciyona Adistika