Artikel

TUMPEK LANDEP: PERAYAAN ULANG TAHUN MOBIL DAN MOTOR

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - TUMPEK LANDEP: PERAYAAN ULANG TAHUN MOBIL DAN MOTOR
Artikel / Desa Sahabat IPB University

TUMPEK LANDEP: PERAYAAN ULANG TAHUN MOBIL DAN MOTOR

Bali merupakan pulau yang kaya akan keunikan budayanya. Hal tersebut tercermin dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Kebudayaan Bali terkenal dengan keindahan seni tari, musik, dan ukir, serta upacara keagamaan yang khusyuk dan penuh makna. Kehidupan masyarakat Bali sangat erat terkait dengan ajaran Hindu, yang mewarnai setiap perayaan dan aktivitas di pulau ini. Salah satu perayaan penting dalam kalender Hindu Bali adalah Tumpek Landep. Tumpek Landep dirayakan setiap 210 hari sekali, sesuai dengan kalender Pawukon Bali, tepatnya pada hari Sabtu Kliwon Wuku Landep. Dalam Bahasa Bali, “Tumpek” bermakna tampek atau dekat, sementara “Landep” memiliki arti tajam. Sehingga, Tumpek Landep secara harfiah berarti hari pemujaan yang dekat dengan benda-benda tajam. Perayaan ini ditujukan untuk menghormati dan menyucikan berbagai benda logam, terutama alat-alat dan senjata tajam. 

Masyarakat Desa Kerta Merayakan Perayaan Tumpek Landep.

Dengan masuknya teknologi modern dan meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor di Bali, masyarakat mulai menyadari pentingnya alat transportasi ini dalam kehidupan sehari-hari. Kendaraan bermotor, seperti mobil dan sepeda motor, menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, membantu mereka dalam bekerja, bersekolah, dan melakukan berbagai aktivitas lainnya. Walaupun berbeda dalam bentuk dan fungsi, kendaraan bermotor memiliki nilai yang sama dengan alat-alat tradisional, yaitu memudahkan kehidupan dan membantu dalam berbagai aktivitas. Oleh karena itu, kendaraan dianggap layak mendapatkan penghormatan yang sama, terutama karena keselamatan penggunanya juga bergantung pada kondisi kendaraan tersebut. 

Desa Kerta, yang merupakan salah satu Desa Sahabat IPB University di Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, merayakan Tumpek Landep dengan penuh khidmat. Pada hari Tumpek Landep, warga desa Kerta mulai mempersiapkan upacara dengan membersihkan berbagai benda logam yang mereka miliki. Alat-alat pertanian seperti cangkul, sabit, dan traktor, serta senjata tradisional seperti keris, tombak, dan pedang, semuanya dibersihkan dan dihias dengan janur serta bunga. Kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil juga tidak luput dari perhatian; mereka dihias dengan janur dan bunga, kemudian disucikan dengan air suci. 

Kendaraan bermotor memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Kerta. Oleh karena itu, perayaan Tumpek Landep juga memberikan perhatian khusus pada penyucian dan penghiasan kendaraan bermotor. Proses ini dimulai dengan membersihkan kendaraan secara menyeluruh. Setiap sudut dan bagian kendaraan dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan debu dan kotoran. Setelah dibersihkan, kendaraan dihias dengan janur (daun kelapa muda) dan bunga. Janur biasanya dipasang di bagian depan kendaraan, seperti di spion atau kap mobil, serta di bagian belakang dan samping. Bunga-bunga segar, seperti bunga kamboja dan bunga sandat, ditempatkan di atas janur untuk menambah keindahan. Selain itu, seringkali juga ditempelkan daun pandan dan benang tridatu (benang dengan tiga warna: merah, putih, dan hitam) yang melambangkan keseimbangan dan perlindungan dari tiga dewa utama dalam agama Hindu Bali (Trimurti: Brahma, Vishnu, dan Siwa). Dua elemen penting dalam dekorasi upacara ini adalah Tamiang dan Ceniga. Tamiang adalah anyaman daun kelapa berbentuk bundar yang melambangkan perisai pelindung dari hal-hal buruk. Ceniga adalah rangkaian janur kecil berbentuk segitiga atau berumbai yang melambangkan hubungan antara manusia dengan alam. Kedua elemen ini ditempelkan pada kendaraan sebagai simbol perlindungan dan keselarasan dengan alam semesta. Setelah kendaraan dihias, pemilik kendaraan membawa kendaraan tersebut ke pura desa atau pura keluarga untuk disucikan. Upacara penyucian dimulai dengan persembahyangan bersama di mana seluruh warga desa berdoa memohon berkah dan perlindungan dari Sang Hyang Pasupati. Pemangku (pemimpin upacara) kemudian mensucikan kendaraan dengan memercikkan air suci dan asap dupa, serta mengucapkan doa-doa suci. 

Kendaraan Mobil yang Dihiasi dengan Tamiang dan Ceniga.

Tumpek Landep tidak hanya mencerminkan kepercayaan dan keyakinan spiritual masyarakat Bali, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya peran benda-benda logam dalam kehidupan sehari-hari. Benda-benda seperti senjata, alat-alat pertanian, kendaraan bermotor, dan peralatan rumah tangga lainnya menjadi fokus utama dalam upacara ini. Ritual penyucian ini melibatkan persembahyangan dan penyucian dengan sarana banten (persembahan) yang dipersiapkan secara khusus. Perayaan Tumpek Landep mengandung pesan moral untuk menghargai dan merawat benda-benda yang kita miliki. Masyarakat Bali diajarkan untuk tidak hanya menggunakan benda-benda tersebut secara bijaksana, tetapi juga merawatnya agar tetap berfungsi dengan baik dan awet. Dalam konteks modern, upacara ini juga bisa dianggap sebagai bentuk penghargaan terhadap teknologi dan alat-alat yang memudahkan kehidupan manusia. 

Tempat Menaruh Bantenan (Sesajen).

Tumpek Landep adalah cerminan dari hubungan harmonis antara manusia dengan benda-benda di sekitarnya. Melalui upacara ini, umat Hindu Bali tidak hanya memohon perlindungan dan berkah, tetapi juga menunjukkan rasa syukur dan tanggung jawab atas apa yang mereka miliki. Desa Kerta, dengan keunikan perayaan Tumpek Landep, menunjukkan sisi terbaik dari kekayaan budaya dan tradisi yang dimilikinya. Dalam dunia yang semakin modern dan penuh dengan teknologi, nilai-nilai yang diajarkan melalui Tumpek Landep tetap relevan dan penting untuk dihayati. Dengan merawat dan menghargai benda-benda yang kita miliki, kita juga menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari. 

Penulis: Muhammad Syauqi Arham

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.