TINGKATAN PRODUKSI SUSU RUMINANSIA DENGAN CARA INI
TINGKATAN PRODUKSI SUSU RUMINANSIA DENGAN CARA INI
Produksi susu ruminansia, khususnya sapi perah, merupakan sektor penting dalam industri peternakan di Indonesia. Namun, produksi susu nasional masih jauh dari mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri, yang menyebabkan ketergantungan pada impor susu. Untuk meningkatkan ketahanan pangan, kualitas, dan kuantitas produksi susu, berbagai inovasi diperlukan di sektor peternakan.
Salah satu inovasi yang dilakukan adalah pemuliaan sapi perah untuk meningkatkan potensi produksi susu. Pemilihan genetik yang tepat dapat menghasilkan sapi dengan kapasitas produksi susu yang lebih tinggi. Dalam hal ini, inseminasi buatan atau disebut IB menjadi teknologi kunci yang dikembangkan. Teknologi IB memungkinkan penyebaran genetik unggul dari sapi-sapi dengan kualitas tinggi ke seluruh populasi sapi perah.
Pemanfaatan semen dari sapi unggul dapat mengatasi masalah kualitas dan kuantitas produksi susu, terutama untuk sapi-sapi yang lebih produktif dalam hal jumlah susu yang dihasilkan. Selain itu, teknik seleksi untuk menghasilkan sapi perah yang tidak hanya memiliki kapasitas produksi susu tinggi tetapi juga ketahanan terhadap penyakit, seperti mastitis yang seringkali mengganggu produksi susu.
Salah satu pakar yang berkontribusi signifikan dalam inovasi tersebut adalah Prof. Dr. drh. Agik Suprayogi, M.Sc.Agr. AIF., dosen dan pakar Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) di IPB University. Melalui penelitian dan pengajaran, Prof. Agik telah mengembangkan berbagai inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan produksi susu ruminansia secara efisien, berkelanjutan, dan berkualitas.
Tantangan dalam Meningkatkan Produksi Susu
Salah satu tantangan besar dalam peningkatan produksi susu adalah penyediaan pakan yang berkualitas dan terjangkau. Maka dari itu, pengembangan formulasi pakan lokal yang lebih efisien dan ramah lingkungan perlu dilakukan. Pakan lokal dapat dilakukan dengan pemanfaatan hijauan lokal, seperti rumput legum dan silase jagung. Menggunakan pakan lokal dapat mengurangi biaya pakan yang biasanya didominasi oleh pakan impor atau pakan berbahan dasar jagung yang mahal.
Inovasi lain yang dikembangkan adalah teknologi fermentasi pakan. Fermentasi pakan menggunakan mikroorganisme untuk meningkatkan kecernaan pakan dan ketersediaan nutrisi bagi ternak. Teknologi ini memungkinkan pakan yang lebih bergizi, meningkatkan efisiensi pakan, dan secara langsung mendukung peningkatan produksi susu. Selain itu, dengan fermentasi, pakan yang digunakan bisa lebih ekonomis karena pakan lokal yang seringkali kurang bergizi dapat diolah menjadi lebih bernutrisi.
Kesehatan ternak merupakan faktor penting dalam menentukan produktivitas susu. Pengelolaan kesehatan sapi perah untuk memastikan produksi susu yang optimal. Salah satu masalah utama yang sering ditemukan dalam industri susu adalah mastitis, yaitu peradangan pada kelenjar susu. Peradangan ini yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas susu. Untuk itu, berbagai metode pencegahan dan pengobatan mastitis, baik dengan pendekatan manajerial maupun melalui teknologi deteksi dini menggunakan sensor untuk memantau kualitas susu secara real-time dapat dilakukan.
Selain mastitis, penyakit metabolik seperti ketosis dan acidotic rumen juga dapat menurunkan efisiensi produksi susu. Melalui pemantauan kesehatan secara teratur dan penerapan program pencegahan yang tepat, seperti vaksinasi dan pengaturan pola makan, dapat menjadi upaya dalam mengurangi prevalensi penyakit metabolik ini.
Pengaplikasian Inovasi
Metode lain yang tidak kalah penting adalah peningkatan efisiensi reproduksi. Dengan menggunakan sistem manajemen reproduksi yang lebih terintegrasi, dengan memanfaatkan inseminasi buatan dengan waktu yang lebih terkontrol dan presisi. Teknologi ini membantu meningkatkan tingkat kebuntingan sapi perah dan mengurangi masa kosong (open days).
Pengelolaan waktu inseminasi dapat dilakukan dengan pemantauan siklus estrus untuk memastikan bahwa sapi perah dapat hamil lebih cepat. Proses ini dapat membuat sapi perah menghasilkan lebih banyak keturunan, dan tentunya meningkatkan produksi susu dalam jangka panjang.
Sebagai bagian dari inovasi dalam pengelolaan peternakan, teknologi digital juga dapat diterapkan dalam manajemen peternakan susu. Dengan mengandalkan perangkat lunak dan sistem pemantauan berbasis data, peternak dapat mengelola peternakan mereka dengan lebih efisien dan tepat. Misalnya, dengan menggunakan sensor kesehatan ternak yang dapat memonitor kondisi kesehatan dan aktivitas sapi perah secara real-time. Penggunaan teknologi ini dapat membuat peternak bisa lebih cepat mendeteksi masalah kesehatan atau masalah lain yang bisa menghambat produksi susu.
Selain itu, penggunaan sistem pengelolaan pakan otomatis (automatic feeding systems) dan teknologi robotik pemerah susu (robotic milking systems) juga mulai diperkenalkan. Teknologi ini membantu meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan manusia, serta memungkinkan proses pemeliharaan dan pemanenan susu yang lebih konsisten dan produktif.
Prof. Agik tidak hanya berfokus pada riset, tetapi juga memberikan pelatihan dan penyuluhan kepada peternak. Melalui seminar, workshop, dan pengajaran di IPB, beliau turut memberikan pemahaman tentang pentingnya adopsi teknologi modern dan teknik terbaru dalam dunia peternakan. Dengan demikian, pengetahuan ini dapat diterapkan langsung oleh peternak lokal untuk meningkatkan produksi susu secara berkelanjutan.
Penulis: Viky Saputra | Editor: Rahel Azzahra