Artikel

TANI DAN NELAYAN CENTER DORONG PETANI KAKAO DI WULANGGITANG HADAPI TANTANGAN HAMA DAN PENYAKIT DENGAN PENGENDALIAN TERPADU YANG EFEKTIF

Dokumentasi Diskusi Serangan OPT Tanaman Kakao
Berita / Siaran Pers

TANI DAN NELAYAN CENTER DORONG PETANI KAKAO DI WULANGGITANG HADAPI TANTANGAN HAMA DAN PENYAKIT DENGAN PENGENDALIAN TERPADU YANG EFEKTIF

“Tidak ada satu cara tunggal untuk mengatasi hama dan penyakit pada tanaman kakao, semua cara harus dilakukan karena banyaknya OPT yang menyerang tanaman kakao.”

DIGITANI.IPB.AC.ID, BOGOR – Tani dan Nelayan Center (TNC) IPB University ajak para petani untuk menerapkan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) secara terpadu pada tanaman kakao di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Perwakilan TNC IPB University sekaligus Dosen Proteksi Tanaman IPB University, Bonjok Istiaji, S.P., M.Si. mengatakan bahwa pengendalian OPT perlu diterapkan secara terpadu pada tanaman kakao. Pengendalian terpadu merupakan penerapan berbagai macam pengendalian dalam mencegah seragan OPT.

“Tidak ada satu cara tunggal untuk mengatasi hama dan penyakit pada tanaman kakao, semua cara harus dilakukan karena banyaknya OPT yang menyerang tanaman kakao,” katanya melalui kegiatan diskusi online yang diadakan oleh TNC IPB University berkolaborasi dengan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Voices for just Climate Action (VCA), Koalisi Pangan Baik, dan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial pada Sabtu (15/7).

Perwakilan petani kakao di Kecamatan Wulanggitang, Lian Labut, melaporkan bahwa berbagai macam OPT yang menyerang tanaman kakao, seperti kepik penghisap (Helopelthis sp.) dan kutu putih. Selain itu, ada juga penyakit busuk buah yang disebabkan oleh Phytopthora sp.

“Pada buah kakao milik saya terdapat bintik-bintik hitam. Selain itu, saat buah kakao masih kecil juga terdapat bercak-bercak,” jelasnya.

Merespon hal tersebut, Bonjok menganjurkan untuk menyisakan sedikit gulma atau tumbuhan lainnya di sekitar perkebunan kakao. Hal ini dilakukan untuk menghindari percikan air hujan yang dapat menyebarkan patogen Phytopthora. Tidak hanya itu, perlu juga dilakukan pemetikan pada buah yang terserang dan membuangnya jauh dari kebun kakao.

“Pencegahan penyakit busuk buah kakao dapat dilakukan dengan cara tidak terlalu membersihkan gulma. Biarkan beberapa gulma tumbuh agar terhindar dari percikan air hujan yang dapat menyebarkan patogen Phytopthora.  Selain itu, buah yang terserang perlu dipetik dan dibuang jauh dari sekitar pertanaman kakao” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa pengendalian lainnya perlu diterapkan untuk mengatasi OPT, seperti melakukan pemangkasan dan pemetikan secara rutin, menjaga kelembapan kebun, membungkus buah kakao dengan plastik, serta pengasapan kebun.

Penulis: Chelvi Agnariosa | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

X