TANAM CERDAS, PANEN PUAS: MANFAAT SISTEM JAJAR LEGOWO BAGI SAWAH YANG LEBIH SEIMBANG
TANAM CERDAS, PANEN PUAS: MANFAAT SISTEM JAJAR LEGOWO BAGI SAWAH YANG LEBIH SEIMBANG
![]()

Bukan rahasia lagi bahwa pertanian padi menjadi penopang utama pangan di Indonesia. Namun, siapa sangka bahwa cara menanam bisa sangat menentukan hasil panen? Di tengah tantangan produktivitas dan perubahan iklim, banyak petani mulai menerapkan metode Jajar Legowo. Teknik ini sederhana, tetapi terbukti membawa dampak nyata bagi pertumbuhan tanaman dan hasil panen.
Metode Jajar Legowo dilakukan dengan mengatur jarak tanam padi dalam pola barisan tertentu, seperti 2:1, 3:1, atau 5:1. Pola ini berarti bahwa setelah dua atau tiga baris tanaman padi, disisakan satu baris kosong. Celah ini bukan hanya memudahkan petani berjalan di antara barisan tanaman, tetapi juga memberikan berbagai manfaat bagi pertumbuhan padi.
Sistem Jajar Legowo tidak hanya soal jarak tanam, tetapi juga membawa berbagai manfaat nyata bagi pertumbuhan dan hasil padi. Berikut beberapa keunggulan yang dapat dirasakan petani di lapangan.
Peningkatan pencahayaan dan sirkulasi udara
Barisan kosong dalam pola tanam Jajar Legowo memungkinkan sinar matahari menjangkau seluruh bagian tanaman, termasuk batang dan daun bagian bawah. Udara juga dapat bersirkulasi lebih baik, sehingga kelembapan berkurang dan tanaman menjadi lebih sehat.
Fotosintesis lebih optimal dan jumlah anakan meningkat
Distribusi cahaya yang merata membantu proses fotosintesis berjalan lebih efektif. Hal ini mendorong pembentukan anakan yang lebih banyak, meningkatkan jumlah rumpun per hektare, dan berkontribusi pada hasil panen yang lebih tinggi.
Pemeliharaan tanaman lebih mudah dan efisien
Jarak tanam yang teratur memudahkan pemupukan, penyiangan, dan penyemprotan. Jalur antarbaris membuat penyebaran pupuk dan pestisida lebih merata serta menghemat waktu dan tenaga.
Mendukung prinsip pertanian berkelanjutan
Tanaman yang tumbuh lebih seragam dan sehat membutuhkan lebih sedikit pestisida. Hal ini membantu mengurangi penggunaan bahan kimia dan mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Adaptif untuk lahan dengan tantangan khusus
Jajar Legowo juga dapat diterapkan pada lahan yang sering mengalami serangan hama atau memiliki kandungan logam berat. Pola tanam yang lebih terbuka membantu tanaman bertahan di kondisi lahan yang kurang ideal.
Petani menggunakan alat bantu seperti caplak untuk mencaplakan lahan agar jarak tanam tetap rapi dan seragam. Umumnya digunakan jarak 25 × 25 cm, dengan 2 hingga 5 bibit padi per lubang tanam. Menariknya, barisan kosong di sela-sela padi tak hanya berfungsi untuk sirkulasi dan akses kerja. Beberapa petani juga memanfaatkannya sebagai saluran air, atau bahkan tempat budidaya ikan kecil. Hal ini menciptakan mini-ekosistem sawah yang saling mendukung dan lebih produktif.
Inovasi tidak harus selalu berbentuk teknologi canggih. Terkadang, cukup dengan mengatur ulang jarak tanam, hasil panen bisa meningkat drastis. Jajar Legowo adalah contoh nyata bahwa teknik sederhana dapat membawa perubahan besar. Dengan semakin luasnya pelatihan dan praktik lapangan, diharapkan sistem ini terus diadopsi oleh lebih banyak petani demi meningkatkan hasil tani, menjaga ekosistem, dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Penulis: Muhammad Fadhil Mubarok | Editor: Indrajid