Artikel

RANTAI EKOSISTEM LAHAN PERTANIAN: INTERAKSI PENJAGA KESEIMBANGAN ALAM

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - RANTAI EKOSISTEM LAHAN PERTANIAN: INTERAKSI PENJAGA KESEIMBANGAN ALAM
Artikel / Pertanian

RANTAI EKOSISTEM LAHAN PERTANIAN: INTERAKSI PENJAGA KESEIMBANGAN ALAM

Loading

Lahan Pertanian Padi | Foto: Deva Ananda

Rantai ekosistem adalah urutan transfer energi dan materi melalui makhluk hidup yang saling memangsa dalam suatu lingkungan. Dalam konteks pertanian, rantai ini menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan hayati, mengendalikan hama secara alami, dan meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan.

Rantai Ekosistem Sawah

Mari kita lihat satu contoh rantai ekosistem kompleks yang bisa ditemui di lahan persawahan. Rantai ekosistem persawahan terdiri dari berbagai unsur yang masing-masing saling mempengaruhi. Lebih lengkap, berikut penjelasannya:

  1. Produsen: Tanaman berdaun lebar, tanaman berbunga, dan rumput daun lebar menyerap energi matahari dan menjadi makanan utama bagi herbivora seperti ulat dan serangga penghisap seperti wereng batang coklat dan walang sangit.
  2. Konsumen Primer: Hama seperti wereng batang, walang sangit, ulat, dan kutu daun (aphid) mengonsumsi tanaman. Mereka kemudian dimangsa oleh predator alami seperti belalang coklat, kepik cocci, dan labah-labah jaring maupun laba-laba peloncat.
  3. Konsumen Sekunder: Predator serangga seperti parasitoid, backswimmer, kepik, dan belalang coklat akan memangsa herbivora tadi. Anggang-anggang, capung, dan lebah juga berperan ganda: sebagai predator serangga kecil dan penyerbuk tanaman.
  4. Konsumen Tersier: Hewan besar seperti katak, ular sawah, dan burung kutilang memakan serangga pemangsa. Sementara itu, ikan nila berperan dalam kolam pertanian untuk mengendalikan larva serangga air.
  5. Pengurai: Organisme seperti cacing tanah, jamur, dan mikroorganisme tanah akan menguraikan sisa-sisa organisme mati, termasuk tikus yang mungkin mati karena predator atau perangkap alami, mengembalikan unsur hara ke tanah dan menutup siklus energi.

Interaksi ini menunjukkan bahwa setiap organisme memiliki peran penting, bahkan tikus sawah yang sering dianggap hama, dalam konteks tertentu menjadi bagian dari rantai makanan yang menopang kesuburan tanah melalui siklus dekomposisi.

Mengelola pertanian secara ekologis berarti memahami dan menjaga rantai-rantai ini. Penggunaan pestisida berlebihan, menurut Gurr (2022) dalam Jurnal Biodiversity and insect pest management in agroecosystems, dapat memutus hubungan alami ini, memicu ledakan populasi hama karena predatornya musnah terlebih dahulu.

Kini, pendekatan ekosistem menjadi dasar dalam pengembangan pertanian ramah lingkungan. Dengan memperkuat kehadiran predator alami dan penyerbuk seperti lebah, burung, dan capung, petani dapat meningkatkan hasil panen tanpa merusak lingkungan.

Penulis: Deva Ananda | Editor: Rahel Azzahra


Sumber:

FAO. 2021. Agroecology and Integrated Pest Management. Food and Agriculture Organization.
Gurr G. M. Wratten S. D. dan Snyder W. E. 2022. Biodiversity and insect pest management in agroecosystems. Annual Review of Entomology [67] 301–322.
Tschumi M. Albrecht M. Entling M. H. dan Jacot K. 2018. High effectiveness of tailored flower strips in reducing pests and crop damage. Proceedings of the Royal Society B, 285[1870].

Tanya Pakar

The maximum number of views of this element is reached.
Please contact the webmaster to enable unlimited views.