PETANI WAJIB TAHU! KOMPONEN BIOTIK INI DAPAT TENTUKAN HASIL PANEN
![]()

Di bidang pertanian, terjadi proses interaksi atau hubungan antara benda hidup dan tidak hidup yang dikenal dengan agroekosistem. Secara konsep, agroekosistem adalah sistem ekologi yang terdapat di dalam lingkungan pertanian yang biasanya merupakan sistem alami yang terjadi setelah dibentuk oleh manusia. Lingkungan pertanian yang dimaksud termasuk sawah, hutan produksi, kawasan peternakan seperti lading penggembalaan, dan tambak. Agroekosistem terjadi dengan melibatkan komunitas tanaman, hewan, dan lingkungan (baik fisik maupun kimia) yang diubah oleh manusia untuk menghasilkan pangan, pakan ,serat, kayu bakar, dan produk-produk lainnya.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa setiap ekosistem terdiri dari dua komponen utama, yaitu biotik (makhluk hidup) dan abiotik (benda tak hidup). Hal yang sama juga berlaku dalam agroekosistem. Interaksi dalam agroekosistem akan berjalan normal jika terjadi keseimbangan antara komponen-komponen tersebut. Sebaliknya, jika salah satu komponen jumlahnya berlebihan atau melampaui batas, maka keseimbangan dapat terganggu dan berdampak negatif terhadap komponen lainnya.
Agar pembahasan lebih terarah, pada bagian ini kita akan fokus pada komponen biotik. Komponen ini mencakup semua makhluk hidup yang berperan langsung dalam kegiatan pertanian, seperti manusia, tanaman, hewan ternak, dan mikroorganisme di dalam tanah. Tanpa keberadaan dan keseimbangan komponen ini, produktivitas pertanian tentu akan terganggu.
Komponen Biotik dalam Agroekosistem
Komponen biotik adalah semua makhluk hidup yang terlibat dalam interaksi di dalam agroekosistem. Setiap komponen ini memiliki peran tersendiri yang berpengaruh terhadap keseimbangan dan keberhasilan sistem pertanian. Beberapa di antaranya meliputi:
- Manusia
Dalam agroekosistem, manusia menjadi pengelola utama. Perannya dimulai dari tahap persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pascapanen dan konsumsi hasil produksi.
- Biota Tanah
Tanah menyimpan berbagai jasad renik, baik yang menguntungkan maupun merugikan. Berdasarkan fungsinya, biota tanah dibagi menjadi jasad fungsional dan nonfungsional.
Contoh jasad fungsional antara lain:
- Nitrosomonas dan Nitrobacter yang berperan dalam proses nitrifikasi,
- Rhizobium yang membantu fiksasi nitrogen bebas,
- dan endomikoriza yang meningkatkan penyerapan unsur fosfor.
Sedangkan jasad nonfungsional berperan sebagai dekomposer bahan organik.
- Hewan Ternak
Hewan seperti kerbau memiliki fungsi penting dalam pertanian, terutama dalam sistem tradisional. Kerbau dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk membajak sawah, menggantikan mesin pertanian.
- Patogen
Patogen adalah mikroorganisme penyebab penyakit pada tanaman. Kehadirannya bisa mengganggu pertumbuhan dan menurunkan hasil panen.
- Gulma
Gulma adalah tumbuhan liar yang tumbuh di tempat yang tidak diinginkan. Gulma dapat menurunkan hasil dan mutu panen, menjadi inang bagi hama dan patogen, mempersulit pengolahan lahan, meningkatkan biaya produksi, bahkan mengeluarkan senyawa beracun yang menghambat pertumbuhan tanaman lain.
- Hama
Hama mencakup berbagai jenis makhluk hidup seperti nematoda parasit tanaman, serangga, tungau, siput, vertebrata liar, hingga burung. Mereka dapat merusak tanaman dan menurunkan produktivitas.
Komponen biotik ini menjadi penggerak utama dalam sistem agroekosistem. Tanpa mereka, proses produksi pertanian tidak dapat berlangsung secara seimbang. Oleh karena itu, penting bagi petani untuk memahami dan mengelola komponen-komponen ini agar agroekosistem tetap sehat dan produktif.
Penulis: Faizatul Ulya | Editor: Indrajid