PENGGEREK BUAH KOPI, SI MUSUH BEBUYUTAN PETANI

PENGGEREK BUAH KOPI, SI MUSUH BEBUYUTAN PETANI

Tahukah kamu, kopi yang suka kamu nikmati di pagi atau sore hari itu membutuhkan perjalanan yang tidak mudah bisa sampai di cangkirmu? Yap, sayang sekali, tidak semua buah kopi bisa selamat menjadi minuman kopi dalam produksinya. Hal itu karena terdapat musuh kecil berbahaya yang dapat mengancam produksi buah kopi, namanya Penggerek Buah Kopi (PBKo).
Lalu, apakah sebenarnya hama penggerek kopi ini? Bagaimana hama ini bisa menyerang dan pengendalian seperti apa yang bisa dilakukan? Mari simak penjelasan lengkapnya!
Apa Itu Hama Penggerek Buah Kopi?
Penggerek buah kopi (PBKo) berasal dari kelompok kumbang yang menyerang tanaman kopi, khususnya buah kopi. Hama ini mempunyai nama ilmiah Hypothenemus hampei (Coleoptera: Scolytidae). Penggerek ini menjadi hama yang utama dari komoditas tanaman kopi.
Dosen Departemen Proteksi Tanaman, Prof. Dr. Purnama Hidayat dalam wawancaranya oleh kanal IPB TV menyebutkan bahwa, hama ini bukan merupakan hama asli Indonesia, melainkan hama yang terbawa dari Afrika. Namun, kerugian dari hama ini sangatlah merugikan di Indonesia.
Penggerek buah kopi dapat menurunkan produksi beberapa di daerah Sumatera, di Sumetera Utara bahkan sampai 50 persen tingkat serangannya, dan di Lampung, sampai 20 hingga 30 persen. Beruntungnya di daerah Jawa Barat masih agak relatif rendah. Hal tersebut, menurutnya karena raktik budidaya dan iklim di Jawa Barat.
Kumbang penggerek buah kopi mempunyai karakteristik tubuh berwarna hitam coklat atau hitam mengkilap. Ukuran tubuh betina lebih besar dibandingkan jantan. Kumbang penggerek buah kopi jantan tidak memiliki sayap yang lengkap sehingga tidak bisa terbang dan hanya menggerek di dalam buah sedangkan betina memiliki sayap yang lengkap sehingga bisa terbang untuk menyerang buah kopi lainnya.
Biasanya, penggerekan buah kopi hanya dilakukan oleh kumbang betina yang sudah kawin. Kumbang betina membentuk lubang terlebih dahulu diujung buah agar bisa masuk menggerek. Serangan kumbang betina ini terjadi sekitar 8 minggu setelah tanaman berbunga hingga masa panen. Kumbang penggerek buah kopi lebih menyukai buah kopi yang sudah tua.
Kumbang betina terbang dari pagi hingga sore. PBKo mengarahkan serangan pertamanya pada bagian kebun kopi yang bernaungan, lebih lembab atau di perbatasan kebun.
Gejala Serangan Penggerek Buah Kopi
Dilansir dari Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, gejala serangan penggerek buah kopi dapat terlihat dari adanya lubang-lubang pada buah akibat kumbang betina yang masuk untuk meggerek. Serangan pada buah muda menyebabkan gugur buah sementara serangan buah tua menyebabkan biji kopi cacat berlubang dan bermutu rendah.
PBKo betina membuat lubang pada buah kemudian bertelur dan menggerek di dalam buah kopi. Telur berkembang menjadi larva yang menggerek hingga mengakibatkan buah tidak menjadi utuh dan mengalami penurunan kuantitas dan kualitas produksi buah kopi. Kopi setelah pemetikan merupakan tempat berkembang biak yang sangat baik untuk penggerek ini, dalam kopi tersebut dapat ditemukan sampai 75 ekor serangga perbiji.
Pada wawancara yang sama oleh Prof. Dr. Purnama Hidayat, gejala serangan penggerek buah kopi dicirikan dengan adanya lubang pada ujung buah kopi yang masih hijau. Kemudian ketika buah kopi sudah berwarna merah, populasi PBKo dalam buah akan semakin banyak menggerek buah kopi. Betina yang telah menggerek akan terbang kembali menyerang pohon-pohon kopi lainnya.
Identifikasi gejala serangan PBKo juga bisa dilakukan dengan merendam buah-buah kopi di dalam air kemudian dilihat buah yang mengapung. Buah kopi yang mengapung menandakan bagian dalam buah sudah kopong akibat digerek oleh PBKo.
Pengendalian Penggerek Buah Kopi
1. Sanitasi
Melakukan pembersihan lahan, seperti serasah yang terinfestasi hama diambil, bisa dibersihkan dengan diambil atau dikubur. Rampesan atau sisa-sisa panen yang terserang itu juga harus dibersihkan dengan dipisahkan dari yang sehat.
2. Perangkap
Perangkap dipasang di pohon-pohon agar hama PBKo betina tertarik dan masuk ke dalam perangkap tersebut. Bila populasi tinggi, bisa tertangkap hingga ratusan ribuan individu hama PBKo disatu perangkap dalam satu minggu.
Perangkap ini juga memiliki fungsi ganda, pertama untuk melihat tren jumlah individu yang tertangkap tiap harinya dan berfungsi mengurangi populasi PBKo.
3. Musuh Alami
Di lapangan sendiri terdapat banyak makhluk hidup yang bisa mengendalikan populasi PBKo. Musuh alami ini bisa tergolong dari kelompok serangga seperti parasitoid dan predator, kelompok virus, cendawan, ataupun bakteri.
Contoh musuh alami yang bisa digunakan dari kelompok parasitoid yaitu Cephalonomia stephanoderis dan kelompok cendawan Beauveria bassiana.
Untuk cendawan Beauveria bassiana dilakukan penyemprotan pada sore hari, minimal 2 kali dan aplikasinya saat buah kopi sudah keras.
4. Insektisida
Pengendalian menggunakan insektisida dilakukan sebagai alternatif terakhir. Penggunaan insektisida harus bijak dan selektif agar tidak membunuh musuh alami di lapangan dan tidak menyebabkan resistensi hama PBKo.
Penulis: Farrasha Aulia Fahmi | Editor: Rahel Azzahra
————————————————————————————————————————–
Fintasari J. Rasnovi S, Yunita, Suwarno. 2018. Fase pertumbuhan dan karakter morfologi kumbang penggerek Hypothenemus hampei Ferrari (Coleoptera: Curculionidae) pada umur buah berbeda. Jurnal Bioleuser. 2(2): 41-45.