Artikel

PENGENDALIAN HAMA TERPADU: CARA PANEN PADI TETAP AMAN MESKI HAMA DATANG 

PENGENDALIAN HAMA TERPADU: CARA PANEN PADI TETAP AMAN MESKI HAMA DATANG 
Artikel / Hama dan Penyakit Tanaman / Pertanian

PENGENDALIAN HAMA TERPADU: CARA PANEN PADI TETAP AMAN MESKI HAMA DATANG 

Loading

Telur keong mas berwarna merah muda menempel di batang padi. | Foto: Canva
Telur keong mas berwarna merah muda menempel di batang padi. | Foto: Canva

Tanaman padi tidak pernah lepas dari ancaman hama dan penyakit yang bisa datang kapan saja sepanjang musim tanam. Wereng, penggerek batang, hingga penyakit blas dan tungro menjadi masalah yang kerap menghantui petani di berbagai fase pertumbuhan tanaman. Jika tidak ditangani dengan baik, serangan ini bisa menyebabkan penurunan hasil panen secara drastis. Untuk menjawab tantangan ini, pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) mulai banyak diterapkan sebagai cara pengendalian yang lebih bijak dan berkelanjutan.

Pengendalian Hama Terpadu bukan hanya soal memilih pestisida yang tepat, tetapi mencakup penggabungan berbagai strategi pengendalian yang seimbang dan efisien. Tujuannya bukan untuk membasmi hama secara total, melainkan menekan populasinya hingga berada di bawah ambang kerugian ekonomi. Untuk mencapainya, petani perlu memahami jenis-jenis hama dan penyakit utama pada tanaman padi serta metode pengendalian yang sesuai dengan kondisi di lapangan.

Jenis Hama dan Penyakit Utama pada Tanaman Padi

Tanaman padi rentan diserang berbagai jenis hama sepanjang fase pertumbuhannya. Salah satu hama yang paling merugikan adalah wereng coklat. Hama ini menghisap cairan tanaman dan dapat menularkan virus yang menyebabkan tanaman menguning dan mati. Selain itu, wereng hijau juga berperan sebagai vektor virus kerdil rumput dan kerdil hampa, yang dapat membuat tanaman tumbuh kerdil dan gagal membentuk malai.

Hama lain seperti penggerek batang padi dapat menyebabkan kerusakan serius dengan menimbulkan gejala sundep pada fase vegetatif dan beluk pada fase generatif, yang mengakibatkan pucuk mati dan bulir padi tidak berisi. Tak kalah penting, belalang, ulat grayak, dan keong mas juga bisa menyerang daun dan batang, menghambat pertumbuhan, dan menurunkan hasil panen.

Di sisi lain, penyakit tanaman padi juga tak kalah berbahaya. Penyakit blas yang disebabkan oleh jamur menghasilkan bercak pada daun, batang, dan malai, yang dapat mengakibatkan gabah menjadi hampa. Bercak coklat menimbulkan kerusakan pada daun dan gabah, sedangkan tungro, penyakit akibat virus, membuat tanaman kerdil, daun menguning, dan hasil panen menurun drastis.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi tidak bisa hanya mengandalkan satu cara. Pendekatan yang digunakan harus bersifat terpadu, melalui kombinasi teknik budidaya, pemanfaatan musuh alami, dan penggunaan pestisida secara bijak. Inilah inti dari Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang mengedepankan keseimbangan ekosistem dan keamanan lingkungan.

  • Pengendalian Kultur Teknis

Langkah pertama dalam pengendalian terpadu adalah melalui budidaya yang sehat. Petani dianjurkan memilih varietas padi yang tahan terhadap hama dan penyakit tertentu, mengatur jarak tanam yang tidak terlalu rapat, serta melakukan pengolahan tanah yang baik. Pergiliran tanaman dan sanitasi lahan juga penting dilakukan untuk memutus siklus hidup hama.

Pendekatan ini mengandalkan peran musuh alami, seperti laba-laba, capung, kumbang koksi, dan burung pemangsa. Selain itu, ada juga parasitoid yang menyerang telur dan larva hama, serta jamur atau bakteri patogen yang mampu melemahkan atau mematikan serangga pengganggu. Dengan menjaga populasi musuh alami ini, petani bisa mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.

  • Pengendalian Fisik dan Mekanis

Beberapa hama bisa dikendalikan secara langsung, misalnya dengan mengumpulkan dan memusnahkan telur atau larva yang terlihat. Pemasangan perangkap cahaya atau feromon juga menjadi cara efektif untuk menarik dan menangkap hama. Selain itu, penghalang fisik seperti jaring atau saluran air bisa digunakan untuk mencegah masuknya keong mas ke area tanaman.

  • Pengendalian Kimiawi

Jika serangan hama sudah melampaui ambang batas ekonomi, penggunaan pestisida masih dapat dilakukan, tetapi dengan prinsip kehati-hatian. Pilih pestisida yang spesifik terhadap jenis hama yang menyerang, aplikasikan dalam dosis yang tepat, dan lakukan secara bergiliran untuk mencegah munculnya resistensi.

Mengelola hama dan penyakit pada tanaman padi bukan sekadar soal menyemprot pestisida, tetapi memahami ekosistem sawah secara menyeluruh. Penerapan strategi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) menjadi kunci agar tanaman tetap sehat, hasil panen stabil, dan lingkungan tetap terjaga. Dengan kombinasi pengendalian kultur teknis, hayati, fisik, dan kimiawi yang bijak, petani tidak hanya bisa menjaga tanaman dari kerusakan, tetapi juga membangun pertanian yang lebih berkelanjutan. Langkah kecil yang konsisten dapat memberikan dampak besar dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

Penulis: Hotmansoh Gajah Manik | Editor: Indrajid

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame