PANEN CABAI DI LUAR ANGKASA
Manusia sudah sejak lama melakukan perjalanan ke bulan dan bahkan saat ini sedang berencana akan menginjakkan kaki di Mars dalam beberapa dekade mendatang. Salah satu tantangan besar dalam misi ke luar angkasa adalah memasok bahan makanan untuk astronot. Misi memasok bahan makanan dapat memakan waktu hingga berbulan-bulan. Sebagai solusi untuk mengatasi hal tersebut, para ilmuwan kemudian meneliti bagaimana membudidayakan makanan di luar angkasa.
Bertani merupakan kegiatan yang berat, terlebih bertani di dalam kondisi asing di luar angkasa. Namun, kini manusia telah berhasil membudidayakan tanaman di luar angkasa. Salah satu capaian besar manusia yang terbaru di bidang pangan dan antariksa, baru-baru ini para astronot telah berhasil menanam cabai pertama dalam gravitasi nol. Budi daya tersebut dilakukan dalam sebuah studi Plant Habitat-04. Eksperimen batch pertama dari studi Plant Habitat-04 dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Hasil panen cabai yang ditanam dikonsumsi oleh astronot dan sisanya dikirim ke Bumi untuk dianalisis lebih lanjut. NASA menyebutkan bahwa eksperimen ini adalah salah satu eksperimen yang paling kompleks hingga saat ini karena lamanya waktu perkecambahan dan waktu tumbuh.
Mengapa Menanam Tanaman Cabai?
Tanaman cabai dipilih untuk eksperimen ini karena cabai mengandung nutrisi penting dan merupakan sumber vitamin C yang sangat baik. Selain itu, sifat tanaman cabai yang melakukan penyerbukan sendiri membuat buah cabai mudah tumbuh, menjadi alasan lain mengapa dipilih tanaman ini.
NASA mengatakan bahwa cabai mudah ditangani dalam mikrogravitasi dan merupakan tanaman yang bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu dimasak atau diproses secara rumit. Cabai juga memiliki tingkat mikroba yang rendah dibandingkan tanaman lain sehingga aman untuk dikonsumsi astronot.
Meskipun membutuhkan waktu tumbuh yang jauh lebih lama daripada tanaman luar angkasa NASA sebelumnya, varietas cabai pada eksperimen ini matang dalam beberapa bulan dan telah tumbuh dengan baik di ruang terbatas yang tersedia di dalam Advanced Plant Habitat (APH).
Namun, proses eksperimen cabai ini tidak mudah karena para peneliti menghabiskan waktu dua tahun untuk mengevaluasi lebih dari dua puluh varietas cabai dari seluruh dunia untuk dibudidayakan di luar angkasa. Varietas cabai yang akhirnya dipilih berasal dari kelompok cabai Hatch (cabai hijau dari New Mexico). Jenis cabai yang dipilih merupakan cabai yang tumbuh paling baik dalam pengujian di APH serta beradaptasi dengan baik pada pertanian lingkungan yang terkontrol.
Bagaimana Membuat Cabai Tumbuh di Luar Angkasa?
Para ilmuwan menanam 48 biji cabai dalam alat yang disebut science carrier. Alat tersebut diisi dengan tanah liat panggang sebagai tempat perakaran serta pupuk yang diformulasikan khusus dan diberikan secara terkontrol. Science carrier tersebut kemudian diluncurkan ke ISS dengan misi pasokan kargo ke-23 SpaceX dan dipasang di habitat tanaman di stasiun. Percobaan dimulai pada 12 Juli 2021 dan telah dipantau baik oleh astronot di luar angkasa dan ahli botani di darat.
Tim di Kennedy Space Center mengoperasikan APH untuk menjalankan kipasnya dengan kecepatan bervariasi untuk menciptakan angin sepoi-sepoi dalam mikrogravitasi agar bunga teragitasi dan mendorong terjadinya penyerbukan. Selain mendorong penyerbukan menggunakan mesin, para astronot juga melakukan penyerbukan manual dengan tangan.
Para ilmuwan juga sedang meneliti manfaat psikologis dari melihat dan merawat tanaman di lingkungan tertutup yang terisolasi. Selain bermanfaat sebagai bahan makanan untuk astonot, menanam cabai di luar angkasa juga dapat bermanfaat bagi kita di Bumi dengan menunjukkan kelayakan menggunakan varietas cabai yang ada dalam pertanian lingkungan terkontrol.
Penulis: Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika