Artikel

PANDUAN PRAKTIS BUDIDAYA TANAMAN SAWO BAGI PEMULA

2. Luna Lukvitasari - Pertanian - Budidaya Pertanian - PANDUAN PRAKTIS CARA BUDIDAYA MENANAM SAWO BAGI PEMULA - Tani Nelayan Center - IPB University - DIGITANI
Artikel / Hortikultura / Pertanian

PANDUAN PRAKTIS BUDIDAYA TANAMAN SAWO BAGI PEMULA

Sawo (Manilkara zapota (L.) van Royen), yang juga dikenal sebagai neesbery atau sapodillas, adalah tanaman buah asli dari Guatemala (Amerika Tengah), Mexico, dan Hindia Barat. Tanaman sawo dapat tumbuh dengan baik ketika dibudidayakan di daerah dengan ketinggian antara 900 hingga 2500 meter di atas permukaan laut.

Tanah yang cocok bagi pertumbuhan sawo adalah tanah alluvial dan tanah berpasir, meskipun tanaman ini juga bisa tumbuh di tanah dengan tekstur liat, asalkan drainasenya baik. Curah hujan ideal bagi pertumbuhan tanaman sawo adalah antara 2000 hingga 3000 milimeter per tahun dengan suhu berkisar antara 22 hingga 32 derajat Celsius.

Pembibitan

Pembibitan tanaman sawo dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti melalui biji, menyambung, dan cangkok. Bibit dari biji memiliki keunggulan memiliki perakaran yang kuat dan dalam, tetapi memerlukan waktu lebih lama untuk berbuah, dan perbanyakan melalui biji dapat menghasilkan sifat yang berbeda dengan induknya.

Metode perbanyakan sawo dengan mencangkok adalah hal yang paling umum, meskipun memiliki kelemahan pada sistem perakaran yang kurang kuat. Namun, metode ini memiliki keuntungan dalam mempercepat kemampuan tanaman untuk berbuah dan memastikan bahwa sifat genetik akan sama dengan induknya.

Beberapa tahapan perbanyakan sawo dengan pencangkokan adalah sebagai berikut.

  1. Memilih cabang yang berukuran besar, tidak terlalu muda atau tua, dan memiliki pertumbuhan sehat dengan diameter 0,5 sampai 2 centimeter.
  2. Menyayat cabang dengan pisau secara melingkar dan membuat sayatan memanjang ke bawah sepanjang 3 sampai 5 centimeter. Kemudian, kulit dikelupas hingga bagian kambium terlihat dengan jelas. Kambium dibuang dengan cara dikerok menggunakan pisau kering.
  3. Bagian atas sayatan diolesi dengan Rootone-F (zat pengatur tumbuh) dalam bentuk pasta.
  4. Siapkan lembaran plastik yang sudah dibelah, serta media berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Plastik diletakkan menghadap ke bawah dan diikat dengan tali plastik.
  5. Tutup bekas sayatan dengan media cangkokan dan diatur sedemikian rupa agar rata menutupi luka sayatan.
  6. Merawat cangkokan dengan cara menyiraminya setiap hari.
  7. Tanaman akan berakar dalam waktu sekitar 4 bulan setelah pencangkokan, kemudian dapat dipisahkan dari pohon induknya dan siap ditanam langsung di lapangan.

Pemeliharaan Pembibitan

  1. Penyiraman bibit dilakukan secara rutin sebanyak 1 sampai 2 kali dalam sehari untuk menjaga kelembapan tanah dan ketersediaan air.
  2. Pemupukan pada tanaman sawo muda sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pemupukan dilakukan 1 sampai 3 bulan sekali dengan menggunakan pupuk organik cair.
  3. Bibit sawo dipelihara hingga mencapai ukuran yang cukup besar atau sekitar 30 sampai 100 centimeter, sehingga siap untuk ditanam.

Penanaman

  1. Tanaman sawo memiliki batang yang besar dan tajuk yang lebar, sehingga memerlukan jarak tanam yang tidak terlalu rapat. Jarak tanam yang baik adalah 12 x 12 meter agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal.
  2. Penanaman sawo sebaiknya dilakukan pada musim penghujan untuk mempermudah proses pembuatan lubang tanam. Lubang tanam yang digunakan berukuran 60 x 60 centimeter dan tanah harus digemburkan.
  3. Tanah galian bagian atas, kurang lebih sebesar 30 centimeter, dipisahkan dari tanah bagian bawah dan dicampurkan dengan pupuk organik padat sebagai pupuk dasar.

Pemeliharaan Tanaman

  1. Penyiangan, yakni kegiatan yang dilakukan selama 1 hingga 2 bulan setelah tanam untuk membersihkan rumput, gulma, gangguan parasit, serta benalu agar tanaman tetap tumbuh secara optimal.
  2. Pembubuhan, yaitu kegiatan menggemburkan tanah di sekitar tanaman digunakan untuk memperkokoh batang tumbuh.
  3. Pemupukan, yaitu menggunakan pupuk organik padat agar produktivitas tidak menurun.
  4. Penyiraman, yakni hal yang dilakukan sebanyak minimal dua minggu sekali sampai tanaman berumur 3 hingga 4 tahun. Semakin tua, tanaman akan semakin tahan terhadap kekeringan.
  5. Pemangkasan, yaitu kegiatan yang perlu dilakukan secara rutin untuk mengurangi tingkat penguapan dan memelihara tinggi tanaman agar tidak terlalu tinggi.

Pemupukan

  • Pupuk Organik Padat yang dilarutkan dalam air dan kemudian disiramkan secara merata ke tanaman. Pemberian pupuk dilakukan setiap 6 bulan sekali dengan dosis untuk tanaman muda sebanyak 1 sampai 2 sendok makan per 10 liter air per 10 batang. Untuk tanaman dewasa, dosisnya adalah 2 sampai 3 sendok makan per 10 liter air per 10 batang. Sedangkan untuk tanaman produksi, dosisnya adalah 1 sampai 2 sendok makan per 10 liter air per 10 batang.
  • Pupuk Organik Cair yang diberikan dua minggu sekali dengan cara disiramkan pada tanaman. Dosis penggunaan adalah 3 tutup botol pupuk organik cair dalam 10 liter air.
  • Zat Pengatur Tumbuh Organik yang disemprotkan pada daun dan batang secara merata setiap dua minggu sekali. Peningkatan dosis disesuaikan dengan umur tanaman. Dosis penggunaannya adalah 1 sentimeter kubik (cc) larutan zat pengatur tumbuh dalam satu liter air.
  • Nutrisi Buah Organik yang diberikan satu bulan sekali dengan cara melarutkan pupuk dalam air secukupnya dan disiramkan di sekeliling batang tanaman. Untuk tanaman dengan kondisi tanah yang kurang baik, pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sekali selama 6 bulan atau sampai tanaman berkembang dengan baik. Setelah itu, dilakukan pemupukan setiap satu bulan sekali dengan dosis sebagai berikut:
    • Diameter batang 2-5 centimeter: 20 gram
    • Diameter batang 5-10 centimeter: 50 gram
    • Diameter batang 10 – 30 centimeter: 100 gram
    • Diameter batang >30 centimeter: 250 gram

Panen

Tanaman sawo yang dibudidayakan melalui cangkok akan mulai berbuah saat berumur 6 sampai 7 bulan, tergantung pada pertumbuhan masing-masing varietas dan perawatan tanaman.

Perlu diketahui, buah sawo tidak akan matang secara serentak, sehingga pemanenan perlu dilakukan secara bertahap dengan memilih buah yang memiliki ciri-ciri seperti kulit berwarna coklat muda, daging buah agak lembek, mudah dipetik dari tangkainya, serta getah relatif sedikit.

Sumber: Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan (BAPPENAS)  dan Efandi, D. (2008)

Penulis: Luna Lukvitasari | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.