Artikel

LANGKAH-LANGKAH BUDIDAYA PERTANIAN: PERLU DIPAHAMI PETANI MUDA

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - LANGKAH-LANGKAH BUDIDAYA PERTANIAN: PERLU DIPAHAMI PETANI MUDA
Artikel / Hortikultura / Pertanian / Teknologi Pertanian

LANGKAH-LANGKAH BUDIDAYA PERTANIAN: PERLU DIPAHAMI PETANI MUDA

Loading

Kegiatan Persiapan Lahan Padi Program Mahasiswa Petani Tangguh | Foto: Dok. Tani dan Nelayan Center (2025)

Pertanian modern bukan lagi sekadar kegiatan menanam dan memanen, melainkan sebuah proses yang menuntut pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman menyeluruh terhadap setiap tahapan budidaya.

Dalam konteks pelatihan dan pembinaan bagi mahasiswa serta petani muda, pemahaman terhadap langkah awal budidaya menjadi sangat krusial untuk menciptakan praktik pertanian yang efisien, produktif, dan berkelanjutan.

Langkah Pertama: Persiapan Lahan

Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum memulai proses budidaya adalah persiapan lahan. Persiapan ini menjadi pondasi penting yang menentukan keberhasilan budidaya. Tanpa perencanaan dan pengolahan lahan yang matang, risiko gagal panen dapat meningkat signifikan.

Lahan yang ideal untuk pertanian harus memiliki karakteristik tanah yang subur, sistem drainase yang baik, dan sumber air yang mencukupi. Selain itu, penting untuk menelusuri riwayat penggunaan lahan. Riwayat penggunaan lahan berkaitan dengan apakah sebelumnya lahan digunakan untuk menanam jenis tanaman yang sama atau mengalami serangan hama dan penyakit tertentu. Informasi ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan untuk rotasi tanaman maupun perlakuan awal terhadap lahan.

Langkah Kedua: Pemilihan Benih
Kegiatan Persemaian Cabai Program Mahasiswa Petani Tangguh | Foto: Dok. Tani dan Nelayan Center (2025)

Setelah pemilihan dan persiapan lahan, perhatian berikutnya tertuju pada pemilihan benih dan bibit yang berkualitas. Keberhasilan produksi sangat dipengaruhi oleh jenis benih yang digunakan. Untuk tanaman padi, beberapa varietas unggulan seperti TNC IPB06, TNC IPB02, IPB9G, dan IPB3G direkomendasikan karena keunggulan adaptasinya terhadap berbagai kondisi lingkungan dan ketahanannya terhadap penyakit.

Sementara itu, untuk komoditas hortikultura seperti cabai, pemilihan benih yang tahan terhadap virus Gemini menjadi perhatian utama. Teknik persemaian pun menjadi bagian penting dalam pelatihan budidaya, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Amalia dan Ziaulhaq pada 2022 membuktikan, penanaman umumnya dilakukan selama 14–20 hari setelah semai (HST) untuk menghasilkan bibit yang kuat sebelum dipindahkan ke lahan tanam.

Langkah Ketiga: Pemupukan

Tahap berikutnya yang tidak kalah penting adalah pemupukan yang seimbang. Nutrisi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhan. Dalam pelatihan pertanian, mahasiswa diperkenalkan pada kombinasi pemupukan dasar menggunakan pupuk NPK, urea, dan pupuk kandang, serta pemanfaatan agens hayati seperti Trichoderma spp.

Menurut Manueke dan Pelealu (2017), agens berfungsi sebagai biofungisida alami yang membantu mencegah infeksi jamur patogen pada akar dan meningkatkan kesehatan tanah secara keseluruhan.

Langkah Keempat: Pengendalian Hama
Kegiatan Penyulaman Padi pada Program Mahasiswa Petani Tangguh | Dok. Tani dan Nelayan Center (2025)

Masalah hama dan penyakit selalu menjadi tantangan dalam budidaya, sehingga diperlukan strategi pengendalian terpadu sejak awal. Hama seperti wereng, ulat, dan tikus merupakan ancaman serius bagi tanaman padi, disertai penyakit seperti blas, hawar daun, dan kresek.

Untuk mencegah serangan sejak dini, benih direndam dengan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) atau melalui perlakuan air panas (Hot Water Treatment) guna menekan potensi serangan nematoda dan patogen lainnya yang terbawa sejak dari benih.

Langkah Terakhir: Panen!

Tahapan terakhir dari proses budidaya adalah panen dan penanganan pasca panen. Waktu panen yang tepat ditentukan berdasarkan umur tanaman dan tingkat kematangannya.

Penanganan hasil pasca panen seperti pengeringan, penggilingan, penyimpanan, dan pengemasan sangat menentukan mutu dan nilai jual produk akhir. Tanpa penanganan yang baik, hasil panen yang seharusnya berkualitas tinggi bisa mengalami penurunan mutu dan kerugian ekonomi.

Tidak Kalah Penting: Metode yang Digunakan

Dalam praktik penanaman padi, salah satu metode yang banyak digunakan adalah sistem tanam jajar legowo. Pola tanam ini menempatkan jarak antar tanaman dengan perbandingan tertentu, seperti 1:4, yang memberikan ruang tumbuh lebih luas bagi tanaman.

Manfaat utama dari metode ini adalah peningkatan efisiensi fotosintesis, perbaikan sirkulasi udara, serta menawarkan kemudahan dalam pemeliharaan dan pemupukan. Jajar legowo telah terbukti mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan dibandingkan sistem tanam konvensional.

Penulis: Deva Ananda | Editor: Rahel Azzahra

Tanya Pakar

The maximum number of views of this element is reached.
Please contact the webmaster to enable unlimited views.