INI DUA UNSUR PENTING DALAM ANALISIS KONDISI LAHAN


Terburu-buru dalam melakukan penanaman dalam budidaya tanpa mengetahui kondisi lahan telah lama menjadi kesalahan awal yang sering terjadi dalam budidaya pertanian. Padahal dengan mengetahui ukuran dan sejarah lahan, pembudidaya dapat menunjang keberhasilan produksi tanaman.
Secara garis besar, ukuran lahan menentukan kebutuhan input seperti benih, pupuk, dan tenaga kerja, serta membantu memperkirakan hasil panen dan pendapatan. Sementara itu, sejarah lahan memberikan informasi tentang kesuburan tanah, potensi hama atau penyakit, serta efektivitas rotasi tanaman yang telah dilakukan sebelumnya.
Dengan memahami dua aspek ini, petani dapat memilih jenis tanaman yang sesuai, mengelola sumber daya secara optimal, dan meminimalkan risiko kegagalan panen.
Pengukuran Lahan untuk Produksi yang Efisien
Pengukuran lahan memberikan gambaran tentang luas area tanam yang berguna dalam perencanaan input produksi, seperti jumlah benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Pengukuran lahan dapat menjadi acuan kita dalam membuat rencana usaha tani. Selain itu, data ini juga menjadi dasar dalam perhitungan efisiensi dan produktivitas lahan.
Pengukuran lahan adalah proses untuk mengetahui luas dan bentuk fisik dari suatu area pertanian. Informasi ini penting untuk menghitung kebutuhan benih, pupuk, pestisida, dan estimasi hasil panen.
Dalam praktik dilapangan pengukuran luas lahan dapat diukur menggunakan meteran, GPS, hingga aplikasi berbasis peta digital seperti Google Earth. Dengan mengetahui luas yang tepat, petani dapat merencanakan pengeluaran secara efisien dan tidak berlebihan.
Pentingnya Sejarah Lahan dalam Pertanian Presisi
Selain pengukuran fisik, sejarah lahan juga sangat penting untuk diketahui. Untuk mengetahui sejarah lahan mewawancarai petani lokal dan mengkaji kondisi fisik tanah secara langsung dapat dilakukan. Informasi seperti jenis tanaman yang pernah ditanam, intensitas pemakaian pupuk kimia atau pestisida, serta riwayat serangan hama menjadi data penting.
Sebuah studi oleh Chairunnisa (2019) tentang perubahan penggunaan lahan dan potensi perluasan lahan untuk sawah yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan menegaskan, riwayat penggunaan lahan sangat menentukan kesesuaian dan keberhasilan dalam pengembangan pertanian lanjutan. Dalam penelitiannya, pemetaan lahan sawah baru memerlukan kajian mendalam terhadap penggunaan lahan sebelumnya untuk menghindari kesalahan alokasi.
Melalui sekolah lapang Mahasiswa Petani Tangguh, pada sebuah lahan hortikultura di Situgede, Bogor, ditemukan lahan yang sebelumnya digunakan untuk menanam talas, cabai dan kacang tanah. Tanaman yang sama ditanam pada lahan yang sama tanpa rotasi tamam. Kondisi ini dapat menyebabkan hama maupun penyakit menular ke tanaman selanjutnya. Dari sini dapat dipelajari bahwa informasi historis sangat penting untuk mencegah masalah agronomis di masa depan.
Selain itu, Kementerian Pertanian RI (2021) menekankan bahwa data penggunaan lahan historis penting dalam program pemetaan tanah nasional, terutama dalam merancang strategi pertanian yang ramah lingkungan. Dengan demikian, pengukuran dan sejarah lahan menjadi bagian dari pendekatan pertanian presisi, yaitu pertanian berbasis data untuk mengoptimalkan hasil dan efisiensi.
Penulis: Ratna Mardiasih | Editor: Rahel Azzahra