Artikel

CARA MUDAH BUDIDAYA TANAMAN PALA

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - CARA MUDAH BUDIDAYA TANAMAN PALA
Artikel / Hortikultura / Pertanian

CARA MUDAH BUDIDAYA TANAMAN PALA

Tanaman Pala (Myristica fragnans Hout) adalah tumbuhan berupa pohon tinggi asli Indonesia, yang berasal dari kepulauan Banda, Provinsi Maluku. Budidaya tanaman pala di Indonesia cukup pesat perkembangannya, karena selain dapat digunakan sebagai bumbu masak, sekarang pala banyak diproduksi untuk dikembangkan menjadi bahan obat-obatan seperti minyak asiri, minyak aeteris, dan lain-lain.

Pala dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian sekitar 0-700 meter di atas permukaan laut, memiliki curah hujan yang tinggi yaitu sekitar 2000-3500 mili meter per tahun dan memiliki kelembapan sekitar 50-80% serta suhu udara sekitar 20°C – 30°C. Buah pala tergolong jenis tanaman yang tahan terhadap musim kering selama beberapa bulan. Tanaman ini membutuhkan tanah yang gembur, subur dan sangat cocok pada tanah vulkanis yang mempunyai pembuangan air yang baik.

1. Persiapan Lahan Tanam

Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan satu bulan sebelum penanaman dan dilakukan pada musim kemarau dengan cara membersihkan gulma serta tanaman pengganggu lainnya. Lubang tanam dibuat dengan jarak sekitar 4,5–5 meter dari pinggir lahan tanam. Selanjutnya, lubang tanam dibuat dengan ukuran sekitar 60 x 60 sentimeter atau 1×1 meter dengan kedalaman sekitar 60 sentimeter dan jarak antar lubang tanam sekitar 9×9 meter. Diamkan lubang selama 15 hari agar gas beracun dalam tanah menguap.

2. Pembibitan Secara Generatif

    Perbanyakan dengan biji dapat dilakukan dengan mengecambahkan biji dari buah pala yang benar-benar masak. Buah pala yang bijinya akan digunakan sebagai benih sebaiknya berasal dari pohon yang memiliki sifat: pohon dewasa yang tumbuh dengan sehat dan mampu berproduksi tinggi dengan kualitas baik.

    3. Penyemaian

      Bibit buah pala yang akan digunakan untuk budidaya sebaiknya yang berumur satu tahun lebih, namun tidak lebih dari dua tahun. Untuk satu hektar lahan dengan jarak tanam 9×9 meter, dibutuhkan sekitar 111 bibit pala. Sebelum bibit ditanam pada lahan, sebaiknya letakkan bibit pada lahan tanam agar dapat beradaptasi.

      4. Penanaman

        Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan, hal ini untuk mencegah agar bibit tanaman tidak mati karena kekeringan. Bibit tanaman yang berasal dari biji dan sudah mempunyai 3-5 batang cabang biasanya sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan, sehingga pertumbuhannya dapat baik. Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah dibuat dengan posisi tegak di bagian tengah lubang tanam. Jika sudah ditanam, pasang penyangga dari bambu pada sisi kanan dan kiri tanaman, setelah itu lakukan penyiraman.

        5. Pemeliharaan

          Proses pemeliharaan tumbuhan ini terdiri dari penyulaman, pemupukan, pengairan, dan penyiangan serta penggemburan. Proses penyulaman dilakukan paling lambat sebelum tanaman berumur satu bulan dengan cara mengganti tanaman yang mati dengan tanaman baru.

          Dalam melakukan proses pemupukan, saat tanaman masih muda, dapat dilakukan dengan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik seperti Triple Super Phosphate (TSP), Urea, dan KCL. Namun, apabila tanaman sudah dewasa, lebih efektif dengan memberikan pupuk anorganik. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada awal musim hujan dan pada akhir musim hujan.

          Saat merawat tanaman ini, pengairan dapat dilakukan setiap 1-2 kali dalam sehari jika tidak hujan. Penyiangan tanaman dilakukan setelah tanaman berumur satu bulan dan selanjutnya dilakukan setiap tiga bulan sekali bersamaan dengan melakukan penggemburan tanah di sekitar tanaman.

            Buah pala dapat dipanen setelah berumur sekitar 7-9 tahun. Setelah itu, biji pala dikeringkan selama sekitar 6-8 minggu terlebih dahulu sebelum dapat dijual.

            Penulis: Luna Lukvitasari | Editor: Rahel Azzahra

            Tanya Pakar

            powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.