BUDIDAYA TERONG: TEKNIK DAN PEMELIHARAANNYA
BUDIDAYA TERONG: TEKNIK DAN PEMELIHARAANNYA
Tanaman terong (Solanum melongena L.) adalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki prospek baik di Indonesia. Terong banyak dikonsumsi masyarakat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, menjadikannya salah satu sayuran populer di pasar. Untuk mencapai produksi optimal, teknik budidaya terong harus dilakukan secara tepat dan berkelanjutan agar tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun dengan mutu yang baik.
Terong memiliki daya adaptasi yang cukup luas, sehingga bisa dibudidayakan di hampir seluruh wilayah Indonesia, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi hingga ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Suhu yang optimal untuk pertumbuhan terong berkisar antara 22°C hingga 30°C, dengan tingkat keasaman tanah (pH) yang ideal antara 5-6. Kondisi lingkungan yang sesuai akan meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman terong.
Persiapan lahan yang baik merupakan kunci sukses dalam budidaya terong. Tanah harus digemburkan terlebih dahulu dengan cara dicangkul atau dibajak sedalam 20-30 cm. Setelah itu, campurkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
Teknik Penanaman Terong
Penanaman bibit terong sebaiknya dilakukan setelah tanah dibasahi terlebih dahulu. Penanaman bisa dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari stres tanaman akibat panas matahari yang berlebihan. Setelah bibit ditanam, penting untuk memastikan tanaman mendapatkan air yang cukup agar bisa beradaptasi dengan baik.
Pemupukan Terong
Untuk mencapai hasil panen yang optimal, pemupukan dilakukan dalam beberapa tahap:
- Pemupukan Dasar
Dilakukan saat pengolahan tanah sebelum pembuatan bedengan. Pupuk dasar harus terpendam di dalam bedengan untuk memastikan terserapnya nutrisi dengan baik. Komposisi yang disarankan adalah Phonska 120 kg/ha, ZA 150 kg/ha, dan Phospat 100 kg/ha. - Pemupukan Lanjutan 1
Pemupukan ini dilakukan ketika tanaman berusia 7 hingga 30 hari setelah tanam (hst). Pupuk dicampur dengan air dan dikocorkan ke setiap lubang tanaman sebanyak 200-250 ml. Komposisinya adalah NPK 35-45 kg/ha dan insektisida berbahan aktif karbofuran 7 kg/ha untuk mencegah serangan hama awal. - Pemupukan Lanjutan 2
Pada tahap ini, pemupukan dilakukan ketika tanaman berusia 30 hst dan seterusnya. Gunakan NPK 280 kg/ha atau campuran Phonska dan ZA 300 kg/ha. Pupuk diletakkan di lubang sedalam 5 cm, kemudian ditutup dengan tanah.
Pemeliharaan tanaman terong sangat penting untuk memastikan pertumbuhan yang baik. Pemeliharaan intensif meliputi penyulaman, yaitu mengganti tanaman yang mati setelah masa pemindahan. Penyulaman dilakukan pada awal masa tanam untuk memastikan populasi tanaman tetap optimal.
Hama dan Penyakit pada Tanaman Terong
Seperti tanaman lainnya, terong rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Beberapa hama yang sering menyerang tanaman terong antara lain:
- Kumang Daun: Menyebabkan daun berlubang dan menghambat pertumbuhan tanaman.
- Kutu Daun: Menghisap cairan dari daun, menyebabkan tanaman menjadi layu.
- Tungau: Menyebabkan daun menjadi keriting.
- Ulat Tanah dan Ulat Grayak: Menyerang batang dan daun tanaman.
- Ulat Buah: Merusak buah terong yang masih muda.
Sementara penyakit yang sering menyerang tanaman terong meliputi:
- Layu Bakteri: Menyebabkan tanaman terong layu secara mendadak.
- Busuk Buah: Menyebabkan buah terong menjadi busuk dan tidak layak konsumsi.
- Bercak Daun: Menghambat proses fotosintesis akibat munculnya bercak-bercak pada daun.
- Busuk Akar dan Busuk Daun: Mengganggu pertumbuhan tanaman dan bisa berakibat pada kematian tanaman.
Budidaya terong memiliki prospek yang baik di Indonesia, terutama karena tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik di berbagai wilayah. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, diperlukan teknik budidaya yang tepat, termasuk persiapan lahan, pemupukan, serta pemeliharaan yang intensif. Selain itu, pengendalian hama dan penyakit juga harus dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga kualitas dan produktivitas tanaman. Dengan penerapan teknik yang tepat, tanaman terong dapat menjadi komoditas yang menguntungkan bagi petani.
Penulis: Tomi | Editor: Rahel Azzahra