Artikel

BAGAIMANA CARA MENGATASI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG?

3. P1 - Hermanu Triwidodo - DIGITANI - IPB University - Tani Nelayan Center IPB - Cara Mengatasi Bulai Tanaman Jagung
Artikel Konsultasi / Pertanian

BAGAIMANA CARA MENGATASI PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG?

Pertanyaan:

Tanaman jagung di lahan saya mengalami gangguan, yaitu memiliki daun yang berwarna putih kekuningan dan panjang serta terdapat serbuk putih. Kemudian, sering kali tanaman jagung saya tidak menghasilkan buah atau bonggol. Apakah hal tersebut saling berhubungan? Di sisi lain, saya rajin memupuk tanaman tersebut dan kerap menanam tanaman ubi ketika tidak menanam jagung. Kira-kira, apakah penyebabnya? Lalu, bagaimana cara mengendalikannya? 

(Rosali)

Jawaban:

Halo, Sobat Tani.

Terima kasih telah bertanya kepada Pakar IPB University.

Berdasarkan gejala yang diuraikan, tanaman jagung tersebut terserang penyakit bulai yang disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora sorghi.

Terdapat hubungan antara daun yang terserang dan bonggol yang dihasilkan. Daun yang terserang tidak dapat melakukan fungsi fisiologisnya secara maksimal, sehingga bonggol tidak dapat memproduksi bijinya secara utuh atau bahkan sama sekali tidak dapat menghasilkan bonggol.

Gejala awalnya yaitu adanya garis klorosis berwarna putih pada daun yang searah dengan tulang daun serta mengeluarkan tepung yang merupakan konidia dari cendawan itu sendiri. Bulai ini juga dapat menyebabkan tanaman berubah bentuk menjadi kerdil.

Sumber penyakit ini bisa berasal dari benih, angin, tanah, hingga tanaman yang terinfeksi di sekitarnya. Infeksi hanya akan terjadi ketika adanya air, baik air embun, air hujan, atau air gutasi di permukaan daun; gelap; dan di suhu tertentu.

Adapun pengendalian yang dapat dilakukan sebagai berikut.

  1. Pengendalian yang paling mudah dilakukan yaitu mencabut tanaman yang terserang dan membakarnya
  2. Lakukan rotasi tanaman, seperti tanaman cabai.
  3. Mengganti varietas benih, seperti Bima-9, Bima-14 Batara, Bima 20 URI, Bima-3 Bantimurung, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-15, dan Lagaligo.
  4. Gunakan PGPR Pseudomonas fluorescens, seperti Rhizomax dengan cara perendaman benih selama 30 menit dalam campuran 5 liter air dan 50 gram Rhizomax.

Selamat mencoba.

Dijawab oleh Prof. Dr. Ir. Hermanu Triwidodo, MSc. | Editor: Dyah Hariyanti Purnomo

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.