Artikel

APA ITU GMO? BERBAHAYAKAH?

sayuran photo-1518843875459-f738682238a6
Artikel / Teknologi Pertanian

APA ITU GMO? BERBAHAYAKAH?

Apa Itu GMO?

GMO (Genetic Modified Organism) merupakan organisme yang genomnya telah direkayasa di laboratorium dengan tujuan mendapatkan sifat fisiologis yang diinginkan. GMO dihasilkan dari metode saintifik yang termasuk di dalamnya teknologi DNA rekombinan dan kloning reproduktif.

Mengapa Diciptakan GMO?

Pada pertanian konvensional, baik budi daya tanaman maupun budi daya ternak, untuk mendapatkan sifat tanaman atau hewan yang diinginkan membutuhkan waktu yang lama. Dalam metode konvensional, untuk memodifikasi tanaman dan hewan dilakukan melalui pengembangbiakan selektif (selective breeding) dan persilangan, yang mana memakan waktu yang cukup lama. Selain itu, pengembangbiakan selektif dan persilangan silang sering kali menghasilkan hasil yang beragam, sifat yang tidak diinginkan muncul beriringan dengan sifat yang diinginkan.

Bagimana Cara Kerja Teknologi DNA Rekombinan dan Kloning Reproduktif?

  • Pada teknologi kloning reproduktif merupakan teknologi untuk menghasilkan individu yang identik dengan cara mengekstraksi nukleus (inti sel) dari sel individu yang akan dikloning (disebut individu donor), dan kemudian inti sel tersebut dimasukkan ke dalam sel telur yang telah dihilangkan inti selnya. Proses ini menghasilkan keturunan yang identik dengan individu donor. Hewan pertama yang dihasilkan dari teknologi kloning reproduktif adalah Domba Dolly pada tahun 1996.
  • Teknologi DNA rekombinan dilakukan dengan menyisipkan satu atau lebih gen individu dari suatu organisme dari suatu spesies yang memiliki gen yang mengkode sifat-sifat tertentu ke dalam DNA suatu individu dari spesies lain. Spesies yang gennya disisipkan tersebut memiliki gen yang mengkode sifat-sifat tertentu yang tidak akan didapatkan melalui pemuliaan atau pembiakan secara konvensional dengan mudah. Teknologi ini memungkinkan kita mendapatkan organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan. Beberapa jenis tanaman telah memiliki sifat-sifat khusus hasil dari teknologi DNA rekombinan. Tanaman yang dihasilkan dari teknologi DNA rekombinan disebut dengan tanaman transgenik.

Apa Saja Contoh Tanaman GMO?

GMO yang dihasilkan melalui teknologi genetik telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, baik di bidang pertanian, kedokteran, penelitian, dan pengelolaan lingkungan. Berikut merupakan contoh-contoh jenis organisme GMO yang populer di dunia:

  1. Flavr Savr Tomato. Tomat yang memiliki umur simpan yang lama dan tidak mudah busuk. Dibuat menggunakan antisense teknologi. Dikembangkan oleh Calgene pada akhir tahun 1980an dan disetujui oleh FDA 1994.
  2. Golden Rice. Beras yang mengandung beta katoren yang tinggi. Dibuat dengan menyisipkan gen dari daffodil (Narcissus pseudonarcissus) dan gen dari bakteri Erwinia uredovora.
  3. Beras untuk meningkatkan zat besi. Dibuat dari gen feritin dari kacang-kacangan (Phaseolus vulgaris) serta gen dari jamur Aspergillus fumigatus.
  4. Round-up Ready. Jenis tanaman toleran herbida. Tanaman GMO ini memungkinkan untuk disemprot dengan herbisida. Herbisida akan membunuh gulma tapi tidak merusak tanaman.
  5. Kapas Bt. Jenis tanaman yang memiliki toksisitas sistemik pada serangga hama. Tanaman GMO ini memiliki jaringan yang dapat menjadi pestisida alami.
  6. Salmon yang lebih cepat dewasa. Telah disetujui oleh FDA dan dianggap aman untuk dikonsumsi

Bagimana Pro dan Kontra Tanaman GMO?

Meskipun telah melewati proses persetujuan yang ketat, namun GMO tidak lepas dari kontroversi. Hal-hal yang menjadi alasan pro dan kontra adanya GMO adalah:

Pro

•Meningkatkan nilai gizi dan kualitas makanan

•Mengurangi penggunaan pestisida dan herbisida. Secara tidak langsung menjaga keanekaragaman hayati dan mengurangi bahaya kesehatan.

•Meningkatkan praktik tanpa olah dan mengurangi olah tanah, sehingga menghasilkan lebih sedikit erosi tanah.

•Mengurangi kebutuhan untuk membuka lahan karena produktivitas meningkat.

Kontra

•Dikhawatirkan organisme hasil GMO dapat lepas dan menyebabkan kerusakan kesehatan atau lingkungan.

•Dikhawatirkan metode pengendalian dapat kalah jika hama atau gulma menjadi resisten.

•Diduga dapat mengganggu organisme nontarget.

•Diduga memiliki efek jangka panjang yang belum diketahui.

Penulis: Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.

X