SPBU PUPUK BIOURINE: PETANI BEBAS AMBIL, BAYAR PAKAI LIMBAH TERNAK DAN DAPUR
Penerapan inovasi pertanian seringkali melibatkan perubahan cara kerja petani. Dalam hal ini, penyuluh pertanian berperan sebagai pendamping antara inovasi dan petani. Setiap daerah mempunyai tantangan dan peluang yang berbeda.
Lahan pertanian Desa Kedungrejo, Lumajang, misalnya. Daerah tersebut memiliki tanah yang kurang subur akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebih. Untuk mengatasi hal tersebut, seorang penyuluh pertanian dari Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Lumajang, menciptakan sebuah inovasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pupuk biourine.
Dibuatnya SPBU pupuk bertujuan untuk membantu petani dalam mengadopsi inovasi melalui Stasiun Pengisian Pupuk Organik Cair. Pada prinsipnya, petani dapat mengambil pupuk organik cair dengan hanya membawa wadah atau jerigen. Selanjutnya, mengantri seperti saat sedang berada di SPBU dan mengisi pupuk organik cair pada jerigen yang dibawa. .
Keunggulan Biourine
Pupuk organik cair yang ditawarkan mengandung limbah alami berasal dari urine kambing yang dikombinasikan dengan sisa bahan dapur. Kandungan N, P, dan K urine kambing secara berturut-turut sebesar 1,35%, 0,05%, 0,45%.
Pengolahan limbah urine kambing menjadi pupuk dapat mencegah pencemaran lingkungan sehingga dapat meningkatkan kandungan unsur hara pada tanah. Menariknya, dengan mengambil pupuk organik biourine pada stasiun pengambilan yang terletak di P4S Asri Farm Lumajang, petani hanya perlu membayar dengan bahan baku pembuatannya.
Pembuatan Pupuk Biourine
Jika jauh dari Desa Kedungrejo, Lumajang, Jawa Timur, kita dapat membuat sendiri pupuk biourine di rumah. Lalu, bagaimana cara membuat Bio-urine yang berasal dari urine kambing dan bahan sisa dapur? Berikut adalah bahan dan alat yang diperlukan, serta cara membuatnya.
Bahan yang diperlukan:
- Urine kambing 40 liter
- Air kelapa 12 liter
- Kunyit 500 gram
- Laos 500 gram
- Kencur 500 gram
- Temulawak 500 gram
- Nanas 2 buah
- Tetes 800 ml
- Air cuci beras 5 liter
- Susu segar 1 liter bio aktivator 500 ml
- Serai 500 gram
Alat yang digunakan:
- Jerigen
- Selang kecil
- Botol aqua bekas
- Timba
- Saringan
- Gelas ukur
- Alat pengaduk
Cara Pembuatan:
- Saring 40 liter urine kambing.
- Haluskan semua sisa bahan dapur sesuai takaran.
- Campurkan semua limbah bahan alami kemudian aduk hingga merata.
- Tutup jerigen dan pasang alat selang serta botol.
- Fermentasi selama 21-30 hari.
- Pupuk biourine siap diaplikasikan.
Inovasi yang diterapkan penyuluh P4S Lumajang, memudahkan para petani mendapatkan pupuk organik cair sesuai kebutuhan dengan harga terjangkau. Melalui inovasi ini, penyuluh dapat melakukan pendampingan berkelanjutan bagi petani yang ingin mengetahui cara pengolahan pupuk organik cair.
Penulis: Fathiyya Azzahra | Editor: Rahel Azzahra