BUDIDAYA PARE: TEKNIK PENANAMAN DAN MANFAATNYA
BUDIDAYA PARE: TEKNIK PENANAMAN DAN MANFAATNYA
Pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman sayur merambat yang dikenal dengan buahnya yang berkerut dan berbintil serta memiliki rasa yang pahit. Walaupun rasanya tidak semua orang menyukai, pare ternyata memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan dan ekonomi. Tanaman ini juga mudah dibudidayakan serta memiliki kandungan gizi tinggi seperti vitamin C, vitamin A, fosfor, dan zat besi, yang sangat berguna untuk menunjang kebutuhan nutrisi tubuh.
Selain sebagai sayuran, pare juga memiliki banyak manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Budidaya tanaman ini cukup mudah, tidak memerlukan banyak perawatan, serta tidak tergantung pada musim. Dengan demikian, pare dapat dibudidayakan sepanjang tahun, terutama di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Di dataran tinggi, pare cenderung menghasilkan buah yang lebih kecil dan tidak normal. Penanaman pare yang baik juga bergantung pada faktor-faktor lingkungan seperti iklim, paparan sinar matahari, kelembapan, dan curah hujan.
Manfaat Budidaya Pare
- Pemenuhan Kebutuhan Gizi
Pare kaya akan nutrisi seperti vitamin C, vitamin A, dan zat besi, yang sangat penting untuk kesehatan tubuh. Konsumsi pare dalam menu harian dapat membantu memenuhi kebutuhan gizi keluarga. - Manfaat Ekonomi
Budidaya pare dapat membantu mengurangi biaya belanja bulanan karena keluarga dapat memanfaatkan hasil tanaman untuk konsumsi pribadi. Selain itu, hasil panen yang berlebih bisa dijual untuk menambah penghasilan keluarga. - Mudah Dibudidayakan
Tanaman pare dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan dan tidak memerlukan perawatan yang rumit. Ini menjadikannya pilihan tanaman yang ideal bagi masyarakat yang ingin bercocok tanam di rumah.
Teknik Budidaya Pare
1. Mempersiapkan Benih Pare
Pemilihan benih yang baik sangat penting untuk menjamin keberhasilan budidaya. Cara memilih benih yang baik bisa dilakukan dengan merendam benih dalam air hangat. Benih yang baik akan mengambang di permukaan air, sementara benih yang buruk akan tenggelam. Benih yang baik cenderung memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi.
2. Penyiangan
Proses penyiangan penting untuk menjaga tanaman pare dari serangan hama dan gulma yang dapat menghambat pertumbuhannya. Penyiangan dilakukan secara rutin untuk memastikan bahwa tanaman tumbuh dengan optimal.
3. Pembuatan Para-Para
Para-para adalah struktur tempat rambatan tanaman pare, biasanya terbuat dari belahan bambu yang disusun setinggi sekitar 200 cm. Bentuk yang baik adalah berbentuk kotak, sehingga tanaman pare dapat tumbuh rapi dan tertata dengan baik.
4. Penanaman Pare
Sebelum menanam pare, tanah harus digemburkan untuk mengeluarkan racun yang mengendap. Setelah itu, buat bedengan dengan ukuran 30 x 150 cm, dan berikan pupuk organik untuk meningkatkan kualitas tanah. Benih pare ditanam sebanyak tiga biji di setiap lubang tanam yang telah disiapkan.
5. Pemberian Pupuk
Untuk meningkatkan produktivitas tanaman, pemupukan sangat penting. Selain pupuk organik, pupuk anorganik seperti NPK juga dapat diberikan pada tanaman pare setelah 21 hari penanaman.
6. Pemanenan Pare
Tanaman pare dapat dipanen setelah 60 hari dari proses penanaman. Pemanenan dilakukan dengan memotong tangkai buah menggunakan alat pemotong yang bersih dan steril untuk menghindari infeksi pada tanaman.
Budidaya pare adalah kegiatan yang menguntungkan dari segi gizi dan ekonomi. Dengan teknik budidaya yang mudah dan tidak tergantung musim, tanaman ini bisa menjadi solusi untuk pemenuhan kebutuhan pangan keluarga. Pemanfaatan pare juga memberikan potensi tambahan penghasilan bagi keluarga yang memilih untuk menjual hasil panennya.
Penulis: Putri Widiyanti | Editor: Rahel Azzahra