TINGKATKAN PRODUKTIVITAS PAPRIKA LEWAT HIDROPONIK
TINGKATKAN PRODUKTIVITAS PAPRIKA LEWAT HIDROPONIK
Hidroponik menjadi salah satu teknik budidaya yang dapat meningkatkan produksi hasil pertanian. Salah satu tanaman holtikultura yang tinggi permintaan adalah paprika. Tinggi permintaannya, membuat pembudidaya perlu meningkatkan produksi. Untuk meningkatkan produksi paprika, salah satu caranya adalah dengan menggunakan teknik hidroponik.
Paprika (Capsicum annum var. Grossum) adalah salah satu komoditas hortikultura yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia. Dengan permintaan yang tinggi, baik dari dalam negeri maupun pasar internasional, budidaya paprika dapat menjadi sektor pertanian yang menguntungkan. Namun, produksinya saat ini masih belum mencukupi kebutuhan pasar karena keterbatasan lahan dan teknik budidaya yang belum maksimal.
Untuk mengatasi masalah produksi tersebut, salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah dengan budidaya paprika secara hidroponik. Teknik ini menawarkan keuntungan dalam efisiensi penggunaan air, pupuk, dan lahan, serta memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman.
Lalu bagaimana tahap-tahap melakukan budidaya hidroponik untuk paprika? Berikut tahap-tahap budidanya mulai dari persiapan hingga cara pemeliharaan dan perawatannya.
Persiapan Budidaya Paprika Hidroponik
Tahapan pertama dalam budidaya paprika hidroponik adalah mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Beberapa hal yang perlu dipersiapkan meliputi wadah, benih paprika, media tanam hidroponik seperti rockwool atau sekam bakar, serta alat pengukur suhu dan kelembaban (hygrometer dan thermometer). Selain itu, ruang penyemaian dan alat semprot untuk menjaga kelembaban benih juga harus dipersiapkan.
Pembibitan dan Penyemaian
Proses pembibitan dimulai dengan merendam benih paprika dalam air hangat selama kurang lebih 30 menit. Sementara menunggu, media tanam seperti rockwool atau sekam harus dibasahi hingga merata. Setelah itu, buatlah lubang kecil atau garis potong di media tanam dengan jarak sekitar 2 cm. Benih kemudian diletakkan satu per satu di setiap lubang dengan posisi calon lembaga (titik tumbuh) menghadap ke bawah sekitar 0,5 cm. Setelah semua benih ditanam, tutup media tanam dengan plastik mulsa untuk menjaga kelembaban.
Benih yang telah disemai kemudian ditempatkan di dalam lemari semai (germination chamber) dengan suhu optimal 20-25 ºC dan kelembaban relatif 70%-90%. Jika suhu atau kelembaban tidak optimal, bisa dilakukan penyesuaian dengan memasang lampu atau menyemprotkan air ke dalam lemari semai. Dalam waktu sekitar 7 hari, benih akan mulai berkecambah.
Pemindahan Bibit dan Penanaman di Polybag
Setelah benih berkecambah dan kotiledon atau daun lembaganya tumbuh dengan sempurna, bibit bisa dipindahkan ke tempat yang lebih terang, di mana bibit mendapatkan sinar matahari langsung. Suhu dan kelembaban tetap harus dijaga dengan baik.
Bibit yang telah tumbuh sekitar 5 helai daun atau berumur 21 hari setelah penyemaian, siap untuk dipindahkan ke polybag dengan ukuran 15 x 15 cm. Polybag ini telah diisi dengan larutan nutrisi hidroponik seperti AB Mix dengan EC 1,5 mS/cm dan pH sekitar 5,5.
Pemeliharaan dan Perawatan
Pemeliharaan bibit paprika yang ditanam secara hidroponik memerlukan perhatian khusus. Penyiraman harus dilakukan 1-2 kali sehari, tergantung pada cuaca dan kondisi media tanam. Selain itu, pengendalian hama dan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman juga penting untuk menjaga kesehatan tanaman. Jika bibit dirawat dengan baik, tanaman paprika akan tumbuh subur dan produktivitasnya akan meningkat.
Selain efisiensi dalam penggunaan air dan pupuk, budidaya dalam sistem yang terkendali seperti hidroponik ini juga dapat menjamin kualitas produk yang lebih baik, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Teknik ini, meskipun membutuhkan investasi awal yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional, dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang.
Penulis: Putri Widiyanti | Editor: Rahel Azzahra