PORANG POTENSIAL SEBAGAI KOMODITAS EKSPOR DENGAN NILAI EKONOMI TINGGI
Porang (Amorphophallus oncophyllus) merupakan tanaman umbi-umbian, Family Araceae. Tanaman ini awalnya ditemukan di Kepulauan Andaman (India) dan menyebar ke arah timur melalui Myanmar, lalu ke Thailand dan ke Indonesia. Tanaman porang secara alami tumbuh liar di bawah tegakan pohon atau di sekitar hutan. Tanaman ini memiliki nama lain bunga bangkai, iles-iles, iles kuning, acung atau acoan, dan kajrong. Porang mengandung karbohidrat penting yaitu glukomanan.
Ciri morfologi
Tanaman porang memiliki masa dormansi saat musim kemarau (Mei-Juni) dan tumbuh kembali pada musim hujan (sekitar bulan November). Umur tanaman porang relatif lebih lama dibandingkan jenis umbi dan palawija lain. Tanaman porang memiliki batang tegak, lunak, halus, berwarna hijau atau hitam dengan belang-belang putih. Tanaman porang dapat tumbuh hingga 1,5 m dengan diameter 5-50 mm, tergantung umur tanaman. Saat musim kemarau, batang akan layu dan rebah ke tanah. Selanjutnya, akan tumbuh kembali saat musim hujan.
Tanaman porang memiliki daun majemuk, tiap daun majemuk memiliki sekitar 10 helai daun yang berwarna hijau muda hingga hijau tua. Helai daun berbentuk elips, ujung runcing, dan memiliki permukaan halus. Tanaman porang memiliki bulbil atau katak, yaitu bintil berbentuk bulat simetris yang tumbuh di setiap pertemuan batang dan ketiak daun. Diameter bulbil sekitar 10-45 mm, berwarna kuning kecokelatan. Umbi tanaman ini merupakan umbi tunggal, berbentuk bulat agak lonjong, berukuran diameter 28 cm dengan berat 3 kg. Bagian luar umbi berwarna cokelat tua, sementara bagian dalam berwarna kuning kecokelatan.
Bunga tanaman porang tumbuh dari umbi yang tidak mengalami tumbuh daun. Bentuk bunga seperti ujung tombak tumpul, berukuran garis tengah 4-7 cm dan tinggi 10-20 cm. Seludang bunga berbentuk agak bulat, agak tegak, tinggi 20-28 cm. Bagian bawah seludang berwarna hijau keunguan dengan bercak putih, bagian atasnya berwarna jingga dengan bercak putih. Putik berwarna merah marun, tangkai bunga berwarna hijau dengan panjang 25-45 cm. Bunga porang memiliki aroma yang tidak sedap, hal ini yang menyebabkan tanaman ini disebut bunga bangkai.
Buah tanaman ini berdaging dan majemuk, berwarna hijau saat muda dan menjadi oranye-merah pada saat masak. Bentuk tandan loncong meruncing ke pangkal, dengan tinggi 10-22 cm. Satu tandan rata-rata memiliki 300 buah, dengan bentuk buah oval. Akar tanaman ini merupakan akar primer, tumbuh dari pangkal batang dan sebagian tumbuh menyelimuti umbi.
Syarat tumbuh
Tanaman porang dapat tumbuh pada dataran rendah hingga 800 mdpl. Tanaman ini tumbuh optimal pada 100-600 mdpl. Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman porang adalah 25-35 oC, dengan curah hujan sekitar 1000-1.500 mm/tahun. Kondisi atau jenis tanah yang baik untuk tanaman porang adalah lahan kering dengan tekstur tanah ringan hingga sedang, gembur, subur, kandungan bahan organik tinggi, aerasi baik, dan memiliki pH 6-7 (netral). Tanaman porang tumbuh baik pada kondisi 40%-60% naungan.
Manfaat
Tanaman porang merupakan tanaman potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor karena memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan industri, dan kesehatan. Sebagai bahan makanan, tepung porang digunakan untuk membuat kue dan jajanan. Di bidang industri, tepung umbi porang bermanfaat sebagai bahan baku lem dan kosmetik. Sementara di bidang kesehatan, tepung porang dapat menekan peningkatan glukosa dan mengurangi kolesterol.
Penulis: Niky Elfa Amanatillah | Editor: Exciyona Adistika