Pertanyaan:

Saya sedang KKN (Kuliah Kerja Nyata) di salah satu desa di Provinsi Jawa Barat. Saya ingin berkonsultasi terkait masalah pupuk yang dihadapi oleh para petani di desa ini. Mayoritas warga bekerja sebagai petani bawang, dan bawang merupakan komoditas unggulan desa. Namun, para petani menghadapi kesulitan karena harga pupuk yang cukup tinggi, terutama untuk pupuk jenis JPT dan ZA, yang tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. Sebelumnya, para petani pernah mencoba menggunakan pupuk kompos, tetapi hasil panennya tidak sesuai dengan harapan, sehingga mereka memutuskan untuk berhenti menggunakan pupuk kompos tersebut. Berdasarkan masukan dari perangkat desa dan para petani, ada harapan agar pihak IPB University dapat membantu mengatasi masalah ini. Apakah ada saran atau solusi yang bisa diberikan untuk membantu para petani di desa ini untuk mengatasi masalah harga pupuk dan meningkatkan hasil pertanian mereka?

(M. Rifqi H.)

Jawaban:

Halo, Sobat Tani.

Terima kasih telah bertanya kepada Pakar IPB University.

Saran yang dapat diberikan adalah menggunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) pada umbi sebelum proses penanaman. Aplikasi PGPR pada umbi bawang bisa membantu memperbaiki pertumbuhan akar dan meningkatkan penyerapan nutrisi, sehingga hasil panen dapat lebih optimal.

Selain itu, tampaknya dosis pupuk kompos yang digunakan sebelumnya masih kurang mencukupi. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, disarankan untuk menggunakan pupuk kompos dengan dosis minimal 10 ton per hektar. Dosis ini penting untuk memberikan cukup nutrisi organik yang diperlukan oleh tanah pada tanaman.

Selamat mencoba.

Dijawab oleh Prof. Dr. Ir. Sobir, M.Si. | Editor: Fathiyya Azzahra