Artikel

GERBAS TANI LUMAJANG: DARI SEPETAK LAHAN, JADI IKON KEBANGGAAN DESA

IPB DIGITANI - TANI DAN NELAYAN CENTER IPB UNIVERSITY - GERBAS TANI LUMAJANG DARI SEPETAK LAHAN, JADI IKON KEBANGGAAN DESA (1)
Berita / Siaran Pers

GERBAS TANI LUMAJANG: DARI SEPETAK LAHAN, JADI IKON KEBANGGAAN DESA

“Belanja sayur di lahan lebih menyenangkan, kita jadi tahu bentuk sayuran langsung di kebun. Kita bisa belanja sambil belajar panen di lahan.”

DIGITANI.IPB.AC.ID, Bogor – Hamparan sawah di tengah Desa Kedungrejo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur yang biasanya berwarna hijau dan kekuningan, kini berubah penuh warna dengan bunga-bungaan. Pada bulan September, satu bulan setelah Hari Kemerdekaan, masyarakat sering kali lupa atau tidak menyadari akan adanya acara Hari Tani Nasional, yakni momen penting untuk menghargai kreativitas dan semangat juang para petani yang terus memperjuangkan hak mereka.

Pada tahun 2020, Desa Kedungrejo mengalami masa sulit. Hasil panen para petani, terutama tomat, kacang panjang, dan timun, sulit terserap di pasar. Anjloknya harga, terutama untuk tomat, membuat banyak petani merugi.

Harga tomat hanya sekitar 500 rupiah per kilogram, sehingga petani terpaksa menjualnya melalui tengkulak yang mengambil keuntungan besar dari harga di pasar. Sementara, petani tetap mendapat sedikit keuntungan.

Heru dan Prof Hermanu (Kepala TNC IPB University) (Foto: Tani dan Nelayan Center)

Situasi ini mendorong Heru, seorang petani sekaligus penyuluh dari Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Lumajang, untuk mengumpulkan para petani di Desa Kedungrejo dan mendiskusikan solusi. Setelah melewati malam panjang penuh diskusi, lahirlah sebuah gerakan bernama “Gerakan Beli Sayur di Lahan Petani” atau Gerbas Tani.

“Saya dan temen-temen waktu itu berpikir, bagaimana caranya sayuran yang murah ini, produknya bisa diserap oleh konsumen,” tutur Heru, ketika diwawancarai di lokasi Gerbas Tani, di tengah sawah yang terik, dan di dalam stand sederhana tempat P4S menjajakan produk-produk pertanian inovatifnya.

Sebuah nama telah tercetus, sebuah konsep brilian pun ikut diseru. Bagaimana jika kita membuat sebuah acara dimana para petani, dapat menjualkan produknya langsung pada para pembeli tanpa melalui tengkulak?

Penyelenggaraan Gerbas Tani 2024

Ide tersebut diterima baik oleh para petani, yang kala itu sudah hampir putus asa. Mereka pun bersepakat mengorbankan lahan kesayangan mereka, dan sekitar seperempat hektar lahan sawah menjadi lokasi pertama Gerbas Tani.

Kegiatan Gerbas Tani Lumajang 2024 (Foto: Tani dan Nelayan Center)

Pada hari pelaksanaan, lahan tersebut ditata dengan terpal dan dihiasi musik sederhana, sehingga menciptakan suasana nyaman bagi calon pembeli. Ribuan pengunjung berdatangan, memetik sendiri sayuran yang akan mereka beli langsung dari lahan.

Para petani gembira, panen mereka habis terjual tanpa melalui tengkulak, dan mereka pun belajar berwirausaha dengan menjual langsung kepada konsumen.

Kegiatan Gerbas Tani Lumajang 2024 (Foto: Tani dan Nelayan Center)

Wiyoko, bendahara kegiatan Gerbas Tani, berharap acara ini bisa terus menguntungkan para petani. “Harapannya, kegiatan ini bisa menguntungkan semua pihak,” ujarnya.

Kini, Gerbas Tani menjadi ikon tahunan Desa Kedungrejo. Meskipun melewati pandemi COVID-19 dan masa politik, kegiatan ini terus berjalan.

Antusias Pengunjug Gerbas Tani 2024

Pada tahun 2024, Gerbas Tani kembali hadir mulai 19 September dengan beragam inovasi baru, seperti penambahan kolam tambak ikan di mana pengunjung bisa menangkap sendiri ikan yang ingin mereka beli. Selain itu, berbagai makanan olahan hasil panen petani dan makanan kekinian juga dijajakan di sekitar lokasi.

Lokasi Gerbas Tani Lumajang 2024 (Foto: Tani dan Nelayan Center)

Roaita Zamzam, salah satu pengunjung kegiatan ini, mengungkapkan kegembiraannya. “Belanja sayur di lahan lebih menyenangkan, kita jadi tahu bentuk sayuran langsung di kebun. Kita bisa belanja sambil belajar panen di lahan,” ujarnya sambil tersenyum.

Seiring dengan perayaan Hari Tani, di sudut pulau Jawa, para petani di Desa Kedungrejo merayakan keberhasilan mereka sendiri untuk menghargai inovasi dan kerja keras yang telah mereka ciptakan.

Penulis: Rahel Azzahra | Editor: Nurma Wibi Earthany

Tanya Pakar

powered by Advanced iFrame. Get the Pro version on CodeCanyon.